The Demon Lovers ( Jeno + Jaemin )

O12. HWANG HYUNJIN - SELFISH

Aku selalu melakukan ini.

Melihatnya hancur dan menangis.

Melihatnya bertahan.

Aku selalu melakukannya. Selalu.

Aku benar-benar seorang pengecut. Bajingan egois macam apa aku ini. Dan bagian terburuknya adalah aku bahkan tidak bisa membuat diriku sendiri berhenti menjadi seperti ini. Apa yang salah dengan diriku?

Kami dulu sangat dekat saat kami berada di sekolah menengah pertama. Kami dulu sahabat hingga kami tiba di sekolah menengah atas. Aku menyadarinya. Tapi diakhir tahun saat kami berada di sekolah menengah pertama, aku diterima bergabung di tim sepak bola. Aku dulu sangat popular. Dan tidak ada yang tahu bahwa selama ini, Na Jaemin yang merupakan siswa paling culun dan seorang kutu buku, tidak ada satupun yang tahu, bahwa dia adalah pacarku.

Jadi, aku merundungnya untuk meyakinkan teman-temanku bahwa aku dan Na Jaemin tidak ada hubungan apa-apa. Mereka tidak tahu bahwa aku adalah seorang gay. Mereka tidak tahu bahwa ada kenangan kecil antara aku dan Jaemin. Mereka hanya berpikir bahwa aku mencampakkan Jaemin sebagai sahabatku hanya karena dia sudah tidak pantas menjadi temanku. Karena aku sudah menjadi salah satu dari mereka. Salah satu dari cowok popular di sekolah.

Tapi Jaemin,

Dia adalah manusia paling baik hati diantara semua manusia di bumi. Dia menerima begitu saja ketika aku merundungnya, dan dimana ketika tidak ada yang melihat, kami tetap sepasang kekasih. Dia bisa memaklumi ketakutanku. Dia memaklumi rasa egoisku. Dia dulu adalah orang paling baik yang pernah aku kenal. Dan aku, adalah yang paling baik. Dia menerimaku apa adanya. Aku tidak menerimanya apa adanya. Aku tetap menjadi yang paling buruk.

Aku menyadari bahwa aku menjadi orang kejam yang idiot. Tapi aku tidak bisa berhenti. Aku tidak mau kehilangan popularitas yang aku miliki saat ini. Tuhan, itu mengerikan. Aku tidak dapat melupakan apa yang telah aku lakukan terhadap Jaemin. Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri. Aku mengerti jika dia tidak bisa memaafkanku juga. Bagian terburuk dari semua ini adalah aku masih mencintainya dan masih menjadi bajingan seperti dulu. Aku hanya tidak bisa menghentikan diriku sendiri. Tuhan, aku benar-benar membenci diriku sendiri. Beberapa tahun kebelakang benar-benar seperti mimpi buruk yang mengerikan bagiku.

Aku tidak melihatnya sepanjang tahun kemarin karena dia masih terbaring koma di rumah sakit. Terkadang aku menyelinap ke dalam rumah sakit untuk melihatnya dan kemudian kembali ke rumah sakit, menangis dan menghantamkan kepalaku sendiri ke dinding. Aku mulai masuk ke dalam kebiasaan baru, membakar diriku sendiri dengan rokok. Sensai terbakar pada kulitku membantuku melupakan semuanya. Membantuku untuk merasak buruk terhadap diri sendiri. Aku melakukannya untuk dapat membalaskan apa yang telah aku lakukan pada Jaemin dengan menyakiti diriku sendiri. Sangat menyedihkan,

Dan sekarang, aku tidak dapat berhenti menangis. Kenapa pula aku menangis? Apa aku merasa kasihan pada diri sendiri atau untuk Jaemin? Mungkin keduanya. Dia terlihat baik-baik saja sekarang. Dia punya pemuda itu. Sial! Melihat mereka Bersama membuatku merinding. Jika aku melakukan hal yang sama dengannya, mengungkapkan kedekatan kami berdua seperti itu, apakah orang-orang akan menerima kami? FUCK! Aku benci dengan semua perasaan ini. Dia benar-benar membenciku sekarang. Dia merasa jijik padaku. Ya, sudah seharusnya dia seperti itu. Akupun merasa jijik terhadap diri sendiri.

Jaemin. Sayangku Na Jaemin. Aku tidak ingin apapun dari seluruh dunia dan isinya daripada ampunan darimu. Tapi untuk sekarang, aku akan membakar diriku dengan rokok. Rasanya membuatku merasa semakin kuat. Keegoisanku telah membawaku menjadi seperti ini dan aku tidak punya siapapun untuk disalahkan selain diriku sendiri.

Tapi, aku sangat-sangat merindukannya. Aku rindu kami yang dulu. Aku merindukan bagaimana suaranya yang berubah saat memanggil namaku. Aku merindukan senyumannya saat melihatku. Aku tidak akan pernah lagi mendengar bagaimana manisnya suaranya saat memanggilku. Dan aku tidak akan pernah melihat senyum yang sama terhadapku lagi.

Semua yang tersisa bagiku hanya luka.

✴️✴️✴️ To Be Continued ✴️✴️✴️