one; you're my savior...

158 25 0
                                    

The ultimate playlist:
Sondia - First Love (OST. Extraordinary You)

×××××××××××××××××××××××××××××××

"Halo? Mark?"

Mark mendengar namanya dipanggil, namun ia terlalu malas untuk menanggapi dengan benar. Jadi ia hanya berdeham sembari merapatkan selimut yang membungkus tubuhnya.

"Belom bangun?!"

Volume suara sang lawan bicara menjadi lebih keras, namun Mark tetap dalam kondisi setengah sadar. "Masih ngantuk," erang pemuda itu.

"Udah siang, Dude. Wake up!"

Kembali Mark mengerang, "Nggak ada jadwal hari ini. Mau hibernasi jadi dugong."

"And your Mom gonna kick your ass."

"Language, Koeun!" seru Mark pelan. Diajak berdebat seperti ini mau tak mau membuat kesadarannya kembali, meski ia masih setengah mengantuk. "And nope, she wouldn't do that karena Mama nggak di sini."

"Dan aku lagi OTW jemput Mama."

Mata Mark spontan terbuka. Pusing langsung menyerang ketika cahaya dari sela-sela ventilasi juga lampu kamarnya menerjang netra, namun informasi yang Koeun sampaikan lebih menyita perhatiannya.

"Oh shit! Mama ke sini ya hari ini?"

Koeun berdecak di seberang sana, "Menurutmu aja lah."

"Kenapa nggak bangunin dari tadi?!" seru Mark langsung meloncat menendang selimutnya. "Aduh belom mandi, belom beresin apart, belom... aduh anjing!"

"Language, Dude." Koeun terkekeh bisa membalikkan peringatan Mark tadi. "Udah mandi aja sana, yang rapi, cukuran, mukamu udah kaya monyet."

"Sialan."

Koeun terbahak, "Tapi beneran, Mark, yang penting sekarang mandi, udah itu aja. Karena apartemen kamu udah diberesin, kamar Mama udah rapi. Aku juga udah siapin brunch buat kamu, tinggal makan. Mama biar makan siang sama aku sama perjalanan balik ke apart."

Mark berhenti bergerak hilir-mudik di kamarnya, yang sebenarnya sudah rapi namun dalam pandangan Mark yang super panik terasa berantakan dan mencekik. Napasnya yang sempat memburu perlahan jadi tenang. "Serius udah ready semua?"

Koeun bergumam mengiyakan, "Nggak usah khawatir."

Mark mendesah lega. Ia, dengan dramatis, jatuh terduduk di atas karpet lantainya, dan seharusnya ia tak perlu kaget ketika tidak ada debu yang beterbangan setelahnya. Koeun pasti sudah membereskan kamarnya juga tanpa Mark tahu.

"Thanks, Babe. You're my savior," ujar Mark dengan helaan napas panjang. "Aku bisa apa kalo nggak ada kamu?"

"Ya emang nggak bisa apa-apa," sahut Koeun pongah. "Transferan bulan depan tambahin ya, Baby."

"Anything for you. Take care, aku titip Mama ya," balas Mark dan langsung mematikan sambungan telepon. Sebaiknya ia bergegas mandi, bersih-bersih, makan, sehingga ketika ibunya datang nanti ia terlihat normal.

To be continued

hehe... saya kangen Markoeun, pengin lihat interaksi mereka lagi (as mom and dad of MMC) tapi sayangnya anak ciwi saya batal debut 🙂

BESIDE || Markoeun FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang