"Sepi terus menemukan ku, dimanapun aku berada pasti aku akan menemukannya."_________________________________________
Enjoy:)
Kriet.....kriet.....
Suara decitan kapur mengisi ruangan kelas yang sepi. Semua terlihat fokus dengan pelajaran kali ini, tentu karena gurunya sangat galak.
Angka-angka sedang bergelut di sana, tapi pandanganku mengarah kepada Hyunjin yang sedang tidur pulas. Mukanya ia tutupi dengan buku tebal.
Sesekali dia mengeluarkan dengkuran yang kecil, hanya aku yang dapat mendengarnya. Tiba-tiba sebuah benda melayang ke arahnya.
Ctak...
Sebuah penghapus mendarat tepat di muka Hyunjin, semua siswa di kelas langsung tertawa melihatnya.
"Hwang Hyunjin, jangan tidur di pelajaran saya!"
"Maaf pak, saya ngantuk."
"Karena kamu tidur di pelajaran saya maka kamu harus berdiri di lapangan dan hormat pada bendera."
"Iya pak."
Akhirnya Hyunjin pergi ke arah lapangan, semua siswa kembali fokus pada pelajaran.
Dapat ku lihat di jendela, Hyunjin sedang memberikan hormat pada bendera dengan mata yang menyipit karena panas. Dia melihat ke arahku, dan tersenyum menampilkan gigi-gigi rapihnya. Aku memilih mengalihkan pandangan, sebisa mungkin aku tidak melihatnya.
Kring.....kring......kring......
Setelah sekian lama bergelut dengan angka-angka abstrak, aku keluar menuju kantin. Di koridor ramai orang berlalu-lalang, ada yang berdua dengan pacarnya, ada yang bertiga bersama sahabat mereka.
Aku tersenyum miris, menyadari bahwa aku tidak mempunyai teman atau sahabat sama sekali. Tapi ini semua memang salahku, karena aku benci keramaian dan orang-orang.
Hingga sesuatu muncul di otakku, Haechan, dialah temanku dialah sahabatku. Aku tersenyum memikirkan hal semacam itu. Aku harap dengan adanya Haechan aku tak akan kesepian lagi.
'Hana Hana kau ini memikirkan apa, hahaha bukankah konyol memikirkan hal seperti itu.'
Gumamku dalam hati, aku jadi rindu dengan Haechan. Bagaimana di tersenyum dan memberikan perhatiannya padaku.
"Huh..." Aku menghela napas panjang.
'Bisakah rindunya nanti? Sesusah itukah merindukan seseorang.'
Gumamku lagi, aku lebih suka bergelut dengan diri sendiri dari pada harus beradu argumen dengan orang lain.
Aku sudah sampai di kantin, ternyata banyak siswa disini. Aku memilih mengambil minuman dingin, susu kotak yang dingin sangat pas di cuaca yang panas.
Setelah aku membayar susu kotak, aku berjalan berkeliling sekolah. Hingga langkahku terhenti di lapangan yang ramai.
Di sana terlihat Hyunjin yang masih setia hormat kepada bendera, di pinggir lapangan banyak perempuan yang berteriak memanggil dan memuji Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M IN SKIZOPHRENIA || Lee Haechan
FantasyBerharap pada hujan hanyalah sia-sia, meski kau menangis takkan membuahkan hasil apapun. Hana, gadis biasa yang mengharapkan sebuah kebahagiaan. Dia bertemu dengan Haechan, laki-laki itu merubah segalanya yang ada dihidupnya. Tak disangka orang-oran...