5. HaPpY

23 11 73
                                    

"Apa kau tahu apa itu dunia? Dunia adalah kesenangan yang menipu."

_____________________________________________

Enjoy:)

Kring....kring...kring....

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, kini aku sedang mengemasi tas berwarna navy. Perlahan-lahan murid-murid di kelasku sudah tidak ada.

Aku mengeluarkan earphone di tas paling depan.

Drrt...drrrt....

Benda pipih di genggamanku bergetar, pertanda ada pesan yang masuk.

Kak Devan
Malam ini jangan kemana-mana
Read

Aku curiga, apa yang sedang dia rencanakan. Aku hanya tersenyum smirk, memikirkan semua kemungkinan yang terjadi aku harus siap mental dan fisik mulai dari sekarang.

Aku memasangkan earphone pada telfon genggam milikku. Aku mulai mendengar alunan musik yang tenang, sembari berjalan keluar dari sekolah yang megah ini.

(Lagu yang di dengar Hana: HAPPY - HAN JISUNG SKZ )

Lagunya sangat tenang dan nyaman di dengar. Berjalan di trotoar yang ramai kendaraan berlalu-lalang kaki ku melangkah menuju halte bus yang mengarah ke danau, tempat yang selalu ku sukai. Disana sepi dan sunyi, tak ada yang bisa menganggu ketenanganku.

Di dalam bus yang ramai orang hingga berdesak-desakkan, susah untuk bernafas. Hingga anak-anak sekolah menambah kesengsaraan ku, mereka seumuranku.

Seorang lelaki jangkung menyempil di sampingku yang sedang berdiri tegak. Dia di depanku sekarang, bau parfumnya menyeruak ke hidungku. Bau laki-laki ini seperti bau lelaki biasanya , dia menatapku intens hingga tak berkedip.

Matanya menelisik ke seluruh wajahku, hingga dia berhenti saat kita melakukan kontak mata. Dia memalingkan wajahnya yang merah seperti kepiting rebus, apa aku telah membuat kesalahan padanya.

******

Setelah lamanya berdesak-desakkan akhirnya aku sampai di danau dengan aliran air yang tenang. Aku mendekati bangku yang mulai rapuh di pinggir danau itu. Earphone yang tadinya terpasang di telinga kini sudah berpindah ke tas bagian depan.

Mataku menelisik ke seluruh penjuru danau.

'Tidak ada orang, bagus.' Batinku.

Aku menghirup udara sebanyak-banyaknya dan menghela nafasku dengan kasar. Tidak ada yang benar di dunia ini, bahkan mereka yang berpura-pura semua baik-baik saja akan merasa sangat depresi.

Aku sangat membutuhkan seperti ini, mungkin beberapa orang menganggap ini membosankan tapi tidak denganku. Aku sangat berharap pada diriku sendiri, berharap aku masih kuat.

"Hai, kita bertemu lagi." Ucap seseorang yang membuatku terkejut.
"Bolehkah aku duduk disini?" Dia adalah Haechan yang ku temui di halte bus kemarin.

"Silahkan." Balasku.

Kenapa ada orang yang tahu tempat ini, tapi mana mungkin aku mengusirnya.

"Aku benar bukan?" Katanya tersenyum menghadap kedepan dimana air mengalir dengan tenang.

"Maksudmu apa?"

"Kita akan bertemu lagi."

Dia menoleh menghadap ke wajahku dan senyumannya belum luntur sekalipun malah semakin lebar.

"Lagi dan lagi intuisi ku mengatakan bahawa kita akan bertemu lagi dan lagi. Aku berusaha menepis itu tapi tak bisa, tetap saja perasaan itu tetap muncul di benakku. Semakin aku menepisnya semakin pula aku terganggu dengan perasaan itu, dan...... benar kita akan bertemu lagi." Setelah itu Haechan mengusap rambutku.

"Kau sangat cantik." Pipiku merah karenanya.

"Tidak, aku hanya orang biasa yang terkadang iri pada perempuan yang lebih cantik." Kataku berusaha memutus kontak mata antara kita.

"Iri itu manusiawi, jika kamu merasa iri kepada orang lain katakan saja pada dirimu sendiri bahwa 'aku bersyukur untuk semuanya terimakasih' mudah bukan?"

"Iya, mudah bagimu."

Dia terkekeh kecil kemudian mengambil sesuatu dari kantong hoodie nya.

"Apa kau suka permen?" Tawanya disertai dengan uluran tangan yang terisi permen berbentuk kaki berwarna merah.

"Iya, terimakasih."

"Hmm, sama-sama."
"Apa kau tinggal di sekitar sini?"

"Tidak, rumahku berada di kota yang besar."

"Kenapa kau sampai disini?" Tanyanya lagi.

"Karena aku ingin ketenangan."

"Kau sama seperti ku."

"Apa kau juga tinggal di kota juga?"

"Hahahaha, tidak. Aku tinggal di sekitar sini."

"Dimana?"

"Kau ini ingin tahu sekali?"

Setelah mengatakan itu dia malah tertawa, menyebalkan.

Saat aku melihat-lihat sekitar yang indah, mataku tak sengaja melihat bunga berwarna pink. Bunga itu di kerubungi banyak kupu-kupu, mereka saling melengkapi satu saman lain.

Andai aku seperti mereka, dalam artian saling menguntungkan tentunya. Bukan karena hartanya tapi hanya ingin di cintai balik.

"Haechan?"

Saat aku menengok ke samping tidak ada orang disana. Dia kemana? Bukankah dia duduk bersamaku tadi. Aku juga tidak mendengar langkah kakinya. Kenapa tempat ini jadi menyeramkan, tapi aku tidak percaya hantu. Mungkin dia ingin buang air terlebih dahulu.

Setelah hari mulai gelap aku beranjak dari bangku itu, tapi aku melihat bayangan sedang bersembunyi di balik pohon. Aku mendekatinya, sampai tiba-tiba....

"DORR!!"

Teriak Haechan keras, membuatku hampir terjungkal kebelakang bila dia tidak menahan tanganku.

"LEE HAECHAN!!" Marahku membara-bara.

Dia berlari sekuat tenaga menghindariku yang semakin kencang juga berlari. Sampai saat aku berhenti mengejarnya  karena nafasku tak beraturan, aku melihat sekelilingku yang dipenuhi dengan pohon-pojom rindang.

"HECHAN, KAU DIMANA?"

Aku berteriak sekencang-kencang nya karena aku tertinggal olehnya.

"Im here." Dia muncul di belakangku.

"Apa kau khawatir padaku?" Tanyanya dengan wajah menyebalkan.

"Tidak."

"Aku tahu sebenarnya kau khawatir padaku, tapi kau tak ingin memberi tahu ku."

"Kau ini anak dari mana, sampai-sampai tingkat kepercayaan dirimu diatas rata-rata."

Kita berbincang-bincang sambil keluar dari wilayah danau.

' Aku suka padamu Hana, aku menyukaimu. Bolehkah aku terus bersamamu'

___________________________________

Hay selamat malam para fans....

Sepi mulu nih cerita, ya nggak papa lah

Nanti para pembaca ku kasih pelet

Awokwokawokawok /ketawa jahat

G. Canda..... ya kali beneran😐

Garing kan?

Dah lah

I'M IN SKIZOPHRENIA || Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang