"Sulit untuk melupakan kenangan buruk yang terjadi."
_________________________________________
Enjoy:)
Matahari sudah menampakkan dirinya, pertanda pagi sudah tiba. Aku segera menuju kamar mandi dan berganti pakaian simple. Saat berada di depan cermin aku melihat bayangan wajahku di sana. Aku benci wajah ini, aku membencinya, wajahku terlihat sembab dan sedikit memar biru di jidatku.
Aku memilih cepat-cepat pergi ke taman, mengambil sepatu di rak sepatu kemudian melangkah ke taman di ujung sana.
Aku berjalan sambil menundukkan kepala yang terasa berat. Wajah yang lelah dan energi yang terkuras habis. Bayang-bayang semalam masih menghantui pikiranku, kata-kata yang keluar dan tragedi masih membekas.
'Kenapa peristiwa-peristiwa yang terjadi masih membekas jelas di benakku, bisakah aku menghilangkan semua bekas itu?'
Gumamku dalam hati berharap semua yang ku alami hanya fantasi semata dan segera hilang di ganti dengan kebahagiaan yang akan selalu mengikuti ku.
Tak terasa pipi yang tadinya kering menjadi basah karena adanya air dari mata.
'Lemah, dasar Hana lemah. Kenapa kau selemah ini? Apa kau tidak bisa menyembunyikan kesedihanmu? Kau berlebihan Hana!'
Aku terlalu memaksa diriku sendiri untuk tetap merasa baik-baik saja. Tanganku bergerak mengusap air mata yang mengalir.
Setelah sampai di taman yang sepi pengunjung, aku duduk di kursi panjang. Saat aku mengedarkan pandangan aku melihat sesorang memakai pakaian putih dan celana hitam sedang berjalan mendekat ke arahku.
"Haechan?"
"Hai Hana kita bertemu kembali, apa kau merindukan sosok ku? Hahahaha-"
"Iya, aku merindukanmu."
"Hah? A-aku juga."
Dia tersenyum malu ketiak dia mengatakan hal seperti itu.
"Apa yang kau lakukan hari ini?" Tanya Haechan.
"Tidak ada yang kulakukan hari ini."
"Bagaimana jika kita berjalan-jalan mengelilingi kota?"
"Ide yang bagus."
"Ayo."
Dia berdiri kemudian mengulurkan tangan nya di depan wajahku. Bermaksud ingin menggandeng tanganku.
Aku menerima uluran tangan hangat dan ia genggam erat tanganku. Dia selalu tersenyum tak ada beban dan raut khawatir di wajahnya.
"Kita akan kemana?" Tanyaku.
"Bagaimana jika kita ke festival?"
"Festival?"
"Iya, kau mau?"
"Tentu, ayo kesana."
Akhirnya kita memilih untuk pergi ke festival.
***
Kita telah sampai di festival, ramai orang berlalu-lalang kesana kemari. Aku tak pernah ke festival sebelumnya, rasanya senang telah melihat festival secara langsung seperti ini.
"Ayo!" Seru Haechan menarik tanganku.
Kami menikmati festival dengan canda dan tawa yang mewarnai. Seketika luka yang tadinya membekas hilang entah kemana.
Tapi ada sesuatu yang mengganjal, orang-orang memperhatikan kami dengan tatapan aneh. Ada juga dengan tatapan yang sulit di artikan, apa ada yang salah?
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M IN SKIZOPHRENIA || Lee Haechan
FantasyBerharap pada hujan hanyalah sia-sia, meski kau menangis takkan membuahkan hasil apapun. Hana, gadis biasa yang mengharapkan sebuah kebahagiaan. Dia bertemu dengan Haechan, laki-laki itu merubah segalanya yang ada dihidupnya. Tak disangka orang-oran...