Chapter 3 [ Hujan sore ]

34 9 5
                                    

Aqela sengaja membuat rencana agar rey dan ra bertemu, walaupun hanya sebatas saling memandang, tapi disisi lain bel sekolah berbunyi dan membuat semua nya gagal.

" Wah kenapa papan pengumuman nya rame banget, males ah liat nya, kapan kapan aja " celoteh ra.

Ra melewati papan pengumuman yang tengah ramai dikerumuni anak anak, dan segera berjalan kembali ke kelas untuk mengambil tas. Sesampainya dikelas ia bertemu aqela yang sudah duduk dibangku dengan wajah yang jengkel.

" Dari mana aja si lo, gua kan udah bilang dari tadi suruh kesana, rame kan sekarang jadinya " celoteh aqela dengan menatap ra tajam.

" Yang menang gue, yang harus nya excited juga gue, kenapa lu yang jengkel " tanya ra.

" Ya kan gua udah nyusun rencana buat lo biar....., Eh "

" Biar apa? "

" Emm biar jadi surprise gitu, kan lu sahabat gua ya walaupun kita kenal belum ada setahun, seenggaknya kan ada kesan baiknya gitu gue ke lu " jawab aqela mengalihkan pembicaraan.

" apaa? Sahabat? Emang lu pernah ada buat gue? Ya kali, lu tiap kali gue butuh mesti jawabnya apa? Sori ye ra gue masih ada urusan, gue masih rapat, gue masih cari guru, dan bla bla bla, tambah lagi lu suka dispen, kaga kasihan lu, gue sering duduk sendiri? "

" Ya maap, gue juga gamau repot, tapi ya gimanaa " jawab aqela dengan nada sedih.

" Yaudah deh, sans aja, btw hari ini gue pulang sendiri, gaada yang bisa jemput, mana pake mendung segala lagi ah " keluh ra.

" Emang yang jemput kemana? "

" Lagi ada urusan dikantor, biasa sibuk orang tua gue, jadi agak susah ada waktu buat anaknya "

" Ini kesempatan gua tanya ra tentang pacar " bisik bisik aqela

" Apa lu bilang? " Tanya ra.

" Haaa enggaaak, itu kenapa ngga dijemput pacar? Ya kali cewe kaya lu gapunya pacar, eh ngomong-ngomong, lu gapernah cerita tentang pacar atau doi atau sejenisnya "

" Ya gimana gue mau cerita ama lu, lu aja kaga ada waktu buat gue " jawab ra dengus.

Jam menunjukkan pukul 4 sore, langit terlihat sangat mendung. Mereka menghentikan pembicaraan dan aqela memutuskan untuk pulang, sekolah pun sudah terlihat sepi, karena mereka tidak sadar sudah mengobrol terlalu lama.

Tepat ketika ra berjalan didepan gerbang tiba tiba hujan turun sangat deras, ra yang sudah berjalan jauh, ditengah" langit yang tidak tertutup genteng ataupun pepohonan membuat ra basah kuyup, seketika ia berlari kembali ke masuk sekolah. Ia meneduh didepan kelas yang dekat dengan gerbang.

Sekolah sudah sangat sepi, entah masih ada manusia atau tidak, tapi ra tidak menghiraukan itu, ia hanya merasa kedinginan sekarang, baju nya basah kuyup, tapi tas nya berhasil diselamatkan, karena seketika hujan segera ia peluk.

Ra ingat ketika ke sekolah ia membawa jaket, tas nya pun dibuka, tapi jaketnya tidak ada disitu, dia lupa jaket nya tertinggal dikelas, tanpa pikir panjang dia lari ke kelas untuk mengambil jaket. Setidak nya bajunya bisa dilepas dan diganti dengan jaket agar tidak terlalu dingin.

" Ah shit, kenapa dingin sekali, mana jaketku , ahh ini dia " gumam ra.

Dia segera berlari ke kamar mandi dan mengganti bajunya. Letak kamar mandi yang ra tuju lumayan masuk ke dalam lorong, dan bersebelahan dengan kamar mandi laki laki. Ia melihat betul mana kamar mandi laki laki dan wanita, tak mau salah masuk pastinya.

Setelah melepas baju basahnya, mengenakan jaket dan menyimpan baju basahnya, ia segera keluar dari kamar mandi.

" Aaaaaaaaaaaaaaa " teriak ra ketakutan, sontak membuatnya jatuh ke lantai.

" Aku bukan hantuu "
teriak seseorang laki laki sambil memundurkan diri karena kaget. Dan teriakan ra membuat jantung nya berhenti berdetak.

Siapa lagi dia jika bukan rey, waktu itu ia memang masih berada disekolah, karena ketika hendak pulang rey melihat jika mendung dan memutuskan ke ruang osis untuk mengambil payung, sebab, tadi pagi motornya harus masuk bengkel dan terpaksa pulang dengan angkutan umum, karena jarak sekolah ke halte cukup lah jauh, jadi sebelum berjalan ke halte, rey ke kamar mandi untuk mengganti baju karena tidak mau bajunya kotor ketika dijalan.

Mereka tidak saling bertemu ketika dilorong, karena saat rey berjalan menuju kamar mandi, ra masih didalam kelas. Dan saat ra menuju kamar mandi rey sudah berada disana. Tapi entah kenapa saat keluar mereka bersamaan dan akhirnya sama sama kaget.

" Maaf maaf, gaada niatan buat nakut nakuti, bisa aku bantu? " Ucap rey, sambil mengulurkan tangannya ke arah ra.

" Gue kira lu tadi setan, aduh lantai nya keras ternyata " celoteh ra.

" Hehe, sini aku bantu berdiri " sambil menunjukan senyum pada ra.

" Oh gausah, gue bisa sendiri " sahut ra.

Rey pun menarik tangan nya dan meletakan ke dada sebelah kirinya, sambil merasakan apakah jantung nya sudah mulai berdetak, dan ternyata sudah berdetak sedari tadi. Mereka pun berjalan keluar melewati lorong dan menuju ke kelas ujung dekat gerbang.

Rey berjalan dibelakang ra, memperhatikan betapa lucu nya ra yang tetap terlihat cantik walaupun rambutnya kini basah dan acak acakan. Ingin rasanya rey merapikan rambutnya. Saking asiknya memperhatikan ra, hingga tak sadar sudah berada dikelas paling ujung dan hampir menabrak ra yang ada didepannya.

" Masa iya dari tadi ujan ga berenti, udah makin malem, mana ada angkot jam segini, batrai hp juga habis segala, ah shit, gimana coba gue pulangya " celoteh ra.

" Pulang naik angkot? " Tanya rey.

" Enggak, naik onta gue pulangnya " jawab ra dengan dengus.

Rey dibuat ketawa dengan tingkah ra yang lucu, disatu sisi ra yang terlihat jutek dari kata kata bicaranya, disisi lain ra terlihat sangat kalem dari kata kata puisinya, sungguh rey benar benar dibuat jatuh cinta.

" Apa lu ketawa ketawa, ngga ada yang lucu " kata ra dengan menatap sinis rey.

" Enggak, aku cuma mau bilang, aku bawa payung, mau bareng sekalian ke halte? " Tanya rey.

" Enggak ah, gue mau nunggu hujan reda aja " jawab ra.

" Yaudah lagian habis ini gerbang sekolah pasti ditutup, mana mau magrib, duluan ya " goda rey, sambil membuka payung dan bersiap berjalan.

" Apaansi " celoteh ra.

" Eh iya, katanya setan keluar kalo magrib loh, tadi kan udah simulasi ketemu setan, jadi kalo ketemu beneran jangan kaget lagi yaaa daaaaa " teriak rey yang sudah mulai berjalan meninggalkan ra.

" Heiiiiii tungguinnnn, gila kali lu ninggalin cewe sendiri disini " teriak ra, menghampiri dan berteduh disebelah rey.

Apalagi yang diharapkan rey, selain bisa mengenal ra lebih jauh, dan seakan rencana aqela memang telah digagalkan, dan diganti dengan rencana tuhan sendiri.

Sampai sini dulu ya, see you next cerita:)

WAKTU UNTUK BIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang