Chapter 4 [ Senja yang hilang ]

28 7 3
                                    

" Ra, suasana inilah yang pasti akan kamu ingat, cerita rey dan ra yang disaksikan hujan dan senja yang hilang"
-reyhan

" Tega ya, mau ninggalin cewe sendirian "
Celoteh ra sambil menatap rey dengus.

" Tadi kan aku udah nawarin, terus kalo ditolak, yaudah aku jalan aja kan ya? "

" Dih "

" Benerin tuh rambut, acak acakan banget, cantik tapi kek kunti " ucap rey

" Apaaaa, kunti kunti, enak aja kalo ngomong " jawab ra sambil membenarkan rambutnya.

Setelah melewati gerbang sekolah, mereka pun berjalan menuju ke halte. Tak terasa jam menunjukan pukul 5, yang arti nya sebentar lagi hari akan mulai gelap. Apalagi jarak sekolah ke halte cukup jauh dan memakan waktu.

" Btw lu yang dulu itu kan, ngurus pendaftaran lomba " cetus ra memulai pembicaraan.

" Iyaa, itu aku " jawab rey.

" Nama lu siapa?, Nama guee ... "

" Biraa kan, aku reyhan panggil aja rey" sahut rey

" Oh masih inget nama gue, ya bira, bukan dira paham! " Pertegas ra

" Ra, kalau aku panggil ra ? " Tanya rey

" Serah lu lah, itu juga nama gue kan "

Dari perbincangan ini lah nama rey dan ra tercipta. Dari keluar gerbang hingga sampai di halte, tak terasa mereka berbincang sangat banyak, dan ternyata mereka cocok dalam pembicaraan mereka. Acieeee.

" Cape gue jalan, jauh juga, mana becek lagi, basah semua " celoteh ra sambil mencincing rok nya.

" Wanita, mahluk imut dengan banyak celotehan, dasar " kata rey.

" Lelaki, mahluk menyebalkan dengan banyak kata kata menjengkelkan, dasar " balas ra.

" Lihat, senja saja enggan menampakkan dirinya didepanmu, mungkin dia tak mau bertemu denganmu " puisi ra

" Kini senja telah menghilang, ia sedang membersamai malam " sahut rey.

" Astaga ini udah gelap bener woi, mana ada angkot jam segini, gimana dong gue pulang nya, " rengek ra yang mulai gelisah.

" Ngomong ngomong, ternyata aku juga bisa puitis ya, hehe, makasi ya sudah diajarkan berpuisi " sahut rey

" Lah ni anak, malah bahas apaan, ini udah malem, gak bingung pulang lu gimana? " Tanya ra

" Bingung si, tapi aku menikmati " balas rey

" Gila lu ya, dasar mesum, lu mikir aneh aneh ya, gue teriak minta tolong nih " gertak ra, sambil menutupi badannya dengan tas.

" Ra, aku menikmati hujan ini, jarang aku bisa merasakan hujan disore hari dan melihat senja yang menghilang " sahut rey, melihat ke arah langit.

WAKTU UNTUK BIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang