Chapter 11 [ Sudut pandang Reyhan ]

7 0 0
                                    

" Bira "

Mendengar namamu saja sudah membuat jantung ku berhenti berdetak ra. Entahlah sepertinya aku benar benar jatuh cinta kali ini.

Bertemu denganmu hanya karena, menjadi pahlawan hujan, membawa ku kini hadir disini. Dirumahmu, bersama duka yang mendalam, atas kepergian sosok lelaki penguat keluargamu.

Jika saja aku tidak mengiyakan untuk membawa mu ke mall, mungkin mama mu tidak akan sekhawatir itu ketika dirumah sakit.

Iya ra, dia menelfonmu berkali kali ketika dirumah sakit, dan tau kah kamu, papa mu sedang kritis kala itu. Mama mu bercerita banyak ketika kamu pingsan.

Waktu kamu pingsan, aku tak kuat melihatmu jatuh, sepertinya ini sangat menyakitkan untukmu, aku hanya bisa diam ra, aku takut kamu kenapa kenapa.

Mama mu berkata,

" Reyhan tante titip bira, tolong jaga bira "

Air matanya tak henti henti mengalir setelah mengatakan itu ra, sepertinya semua duka terasa begitu berat baginya, aku sangat merasa bersalah ra, seharusnya kamu bisa bertemu papa mu disaat terakhir nya.

Aku tau itu kesalahan ku, tapi mama mu berkata,

" Tidak rey, ini bukan salah mu, takdir berkata papa bira memang harus pergi "

Aku menemanimu ra ketika kamu pingsan, wajahmu terlihat sangat sedih bahkan saat kamu tidak sadarkan diri.

Ketika kamu sadar, aku hanya bisa bertanya " sudah berkurang sedihnya ? "
Lalu kamu hanya menyebut namaku, dan tiba tiba memelukku.

Tubuhku yang awal nya mati rasa, kini terasa sangat hangat dalam dekapanmu. Ra jika bisa ku katakan, aku ingin terus disini, terus menemanimu.

Ditempat akhir peristirahatan papamu, disitu terakhir kali aku melihatmu, setelah itu tiba tiba kamu tidak ada kabar. Aku mencoba meminta nomormu dari aqela, tapi nomormu tidak aktif.

Ku coba untuk datang ke rumahmu esok harinya, tapi tidak ada tanda tanda adanya kamu disana, rumahmu sepi, bahkan karangan bunga duka papamu pun belum hilang dari sana.

Kamu dimana ra?

Hari ini hari senin, harusnya kamu maju kedepan untuk mengambil hadiah dalam upacara. Tapi guru malah mengumumkan berita sedih kepergian papamu.

Aku berkali kali bertanya pada aqela, dimana kamu, tapi bahkan aqela pun tidak tau. Dia juga sedang berduka karena kakak nya masih dirawat dirumah sakit.

Ra maafkan aku, tapi tolong, jangan pergi dari kehidupan rey. Teman teman dikelas mu akan datang ke rumahmu, tapi kamu tidak ada disana.

Kamu dimana ra?

Rasa khawatirku terasa jelas, apakah kamu baik baik saja sekarang? Apakah kamu sudah makan? Aku tidak tenang ra.

Cepat kembali.

WAKTU UNTUK BIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang