Sinopsis Untuk Sekolah

2 1 0
                                    

Merangkai kata untuk bicara saja sulit apalagi dituliskan menjadi sebuah cerita.

"Huh, males banget gue kalo tugas kaya gini."

Raya memang suka baca novel, tapi kalo suruh buat, liat aja sendiri mimiknya sekarang gimana.

Tuh muka ditekuk terus sampe masuk ke perpustakaan. Niatnya mau cari inspirasi liat liat judul.

Gara gara non efektif terus, Guru Bahasa Indonesia yang sebentar lagi pensiun itu ngasih tugas akhir tahun setiap siswa bikin novel minimal 25.000 kata.

"Salahin tuh yang buat acara si Seka-"

Bener kata orang dulu, ngomongin orang bakal muncul orangnya beneran.

"Coki coki, kantin aja sono. Pesenin gue pecel, nanti gue pinjemin novel yang bagus."

Denger kalimat orang di seberang rak Raya itu buat muka Raya gak ditekuk lagi.

"Siap bos!" Yang disapa Coki, alias Ucok dan Joki, langsung mengiyakan saran Sekala.

Tenang. Si coki coki gak liat Raya kok. Orang ketutup buku buku. Mata Sekala sama Raya aja yang kayanya punya magnet sendiri kalo deket deketen.

"Tugas dari Bu Indo juga?"

"Mmm."

"Mau apa?"

"Apanya?"

"Genre."

"Fantasi."

"Biar bikin aturan sendiri?"

"Gak punya pengalaman horor, thriller, apalagi romantis."

"Hahaha.. Hidup lo kan komedi."

"Gue bukan joker."

"Tapi kenapa ya kalo sama lo gue penginnya ketawa terus?"

"Itu lo nya yang gila."

"Gila karena lo?"

PLAK

Itu buku kok bukan tangan. Ya, Sekala sama Raya udah diujung rak. Jadi Raya bisa menjangkau kepala Sekala pake Novel tebel khas genre fantasi.

"AW! Mau bikin gue beneran gila?!"

"Mau bikin lo amnesia. Oh! Coba lo pukul kepala Agatha siapa tau berbuah manis."

"Kalo berbuah manis, nanti lo nangis. Lo kan sukanya buah pahit."

"Apaan si?!"

PLAK

Dan, itu yang kedua kalinya.

"AW! Bar bar banget si lo."

"Ya kan gue makan buah pahit."

"Udah berapa tahun di dunia lo? Sampe lidah lo pahit."

"Gue gak mau cerita. Gue pelit."

Raya duduk bersandar ke tembok. Seraya buka novel pilihannya, kakinya diangkat ke rak paling bawah di depannya.

"Kenapa lo gak apa tuh namanya? Feminim dikit?"

"Gue bukan princess Agatha."

Sekala berdiri di depan Raya, punggungnya menyapa rak buku tempat kaki Raya istirahat.

"Oh! Apa gue bikin novel judulnya princess Agatha aja ya?"

"Cinta lo jelas banget si! Emang gak malu? Tutupin dikit kek."

"Heran deh. Kenapa lo selalu bilang gue suka sama Agatha?"

"Ya karena keliatan."

"Terus kalo kita lagi berduaan disini dan ketahuan, orang orang bakal bilang gue suka sama lo?"

"Orang orang bakal bilang, gue suka sama lo."

"Itu gosip cewek."

"Hah?"

"Oh iya, lo gak pernah gosip bareng cewek ya?"

"Iya! Gue kan gak punya temen-"

Tunggu.

"Lo sering gosip bareng cewek cewek?"

Itu berarti Sekala deket sama banyak cewek?
Ya, tapi jadi gak heran. Salah satu alasan kenapa Sekala tiba tiba ngajak temenan si Raya.

"Temen cewek gue cuma lo doang."

DialoGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang