♤♤♤
"Tadaima"
Langkahnya terhenti
Sempat berharap ketika dia datang iris kuning itu terbuka lalu menatapnya
"1...2...3...4...5...6..."
"Ahh...sudah 6 hari" Shima, dia baru menghitung mawar putih yang selalu dia bawa ketika menjenguk Senra, akan ada satu mawar untuk satu hari
Dan mawar yang didalam vas sudah berjumlah 6, yang berarti sudah 6 hari Senra tidak sadarkan diri
"Senra, kau tau? Hikifes...mereka menunggumu" Shima lagi-lagi berbicara pada Senra
Tangannya sedari tadi mengelus surai kuning itu pelan, sesekali mulutnya membentuk sebuah senyuman
"Kenapa aku baru sadar kalau kau cantik?"
♤♤♤
"Shima bucin" ucap Araki, dia dan Nqrse, lalu Urata dan Sakata yang hendak masuk kedalam memberhentikan langkahnya kala melihat Shima
"Huh...sudah kubilang anak itu bodoh dalam hal percintaan" sahut Urata
"Uratan, temani aku kekantin boleh?" Tanya Sakata
Urata mengangguk, dia lupa jika pacarnya tak sempat sarapan san memilih menjenguk Senra lebih awal
"Nqrse? Mau kekantin juga?" Tawar Araki, Nqrse mengangguk
♤♤♤
"17"
Shima kembali menghitung mawar itu, sejenak dirinya merasa kesal, kenapa Senra tidak sadar? Ini sudah 17 hari
♤♤♤
Langkah tergesa-gesa telihat dari pemuda bersurai ungu dengan pakaian kantoran miliknya, tak peduli berapa banyak orang yang dia tabrak, atau bahkan hukuman yang dia dapati karena melanggar lampu merah
Yang dia pedulikan hanya satu
Si pemilik hatinya
Langkahnya tiba-tiba terhenti, tepat didepan pintu kamar pemilik hatinya a.k.a Senra
Orang-orang yang dia kenal tampak menangis
Seperti Sakata, Mafu, Amatsuki, Nqrse
Atau bahkan ibunya dan ibu Senra sendiri
Mata Shima memanas, tidak...tolong jangan katakan...
"Ah...okaeri Shima" sambut ibu Senra sambil berusaha tersenyum
"Nee...Kaa-San--" Shima tidak menyelesaikan kata-katanya, iris ungunya menatap kebawah, tak berani menatap lurus ibu mertuanya itu
"Senra..." ibu Senra perlahan mulai berbicara
"Senra sudah tidak ada"
Shima mengepalkan tangannya erat, dia berjalan dan menerobos pintu kamar inap Senra, dan yang dia dapati malah beberapa perawat...juga tubuh Senra yang seutuhnya tertutupi selimut
"H-hei...apa-apaan ini!?" Tanya Shima setengah berteriak
Langkah perlahan mundur, pikirannya kembali kacau, menolak fakta bahwa Senra sudah tidak ada
Ayolah! Dia bahkan belum meminta maaf secara langsung, dan bahkan dia belum memperlakukan Senra dengan baik
"Kalian bercanda kan? Itu bukan Senra!? Kaa-San ayo jawab!?" Shima berkata pada ibunya, dengan mata yang sedari tadi menangis
Ibunya malah memegang bahu Shima
"Dia...sudah tidak ada"
♤♤♤
KAMU SEDANG MEMBACA
Why me? please love me! [ShimaSen] ✔
Teen Fiction[TAMAT] ♤♤♤ Hanya fanfic, sekali lagi, HANYA FANFIC TYPO BERTEBARAN! Tetap beri dukungan berupa vote walau sudah selesai TvT♡ ♤♤♤ Andai...saat itu dia mendengarkan ucapan temannya Maka hal ini...tak akan pernah terjadi Mereka berdua seakan menghukum...