"Anemia"
"Kupikir dia sudah mendingan" ujar Shima sambil menatap seseorang yang terbaring lemah diatas kasur dengan selang infus yang menempel ditangannya
Eve menatap Shima kesal
"Dilihat dari manapun dia tidak baik-baik saja Shima!"
Shima menatap Eve penuh tanya
"Kau marah?" Tanya Shima
"Ya aku marah! Itu karena kau yang tidak bisa menjaga pasien dengan baik yang membuatku kehilangan waktu bersama Sou!" Eve kemudian mengambil tasnya, beniat pulang
Namun langkahnya terhenti, bibir Eve membentuk lengkungan seperti biasa, berbalik lalu menatap Shima remeh
"Kuharap kau tidak menyesal memperlakukan Senra seperti ini"
♤♤♤
Shima yang tengah menandatangani beberapa dokumen terhenti, pikirannya teralihkan pada kejadian beberapa jam lalu dimana Senra memeluknya sambil menangis dengan mulut yang meracau
Shima menutup dokumennya kasar, bangun lalu duduk ditepi kasur dimana Senra terbaring lemah
"Nee...apa yang terjadi denganmu dulu?" Tanya nya pelan
♤♤♤
Matahari pagi memancarkan cahayanya dengan cerah, hari ini semua manusia akan kembali melakukan aktifitas seperti biasa
Tapi itu pengecualian untuk Shima yang mengambil cuti
Dirinya bahkan tak tidur nyenyak karena memikirkan kata-kata Senra kemarin
Shima membuka matanya, tubuhnya benar-benar terasa sakit akibat tidur di soffa
Dirinya tak berniat membersihkan diri, matanya kemudian melihat kearah kasur, dimana Senra...sudah bangun dan menatap dirinya hampa
Itu mengerikan
Senra lebih mirip chara-chara yandere yang berada di game maupun anime
Shima yang merasa tak enak dipandang begitu akhirnya bangun, menghampiri Senra
"Apa?" Tanya nya
Senra mengulurkan tangan kirinya yang masih memiliki selang infus
Shima bingung, tapi dia mengulurkan tangannya
"Aku...minta maaf" ujar Senra lalu menggenggam tangan Shima
"Sepertinya kemarin aku benar-benar merepotkanmu ya?" Tanya Senra sambil tersenyum
"Ya, kau memang merepotkan, makanya aku mencari Kitsu agar tidak direpotkan lagi" balas Shima, dia kemudian menyentak tangannya yang tadi bertautan dengan Senra
"Ah...Kitsu ya..."
♤♤♤
"Kau tidak bekerja?" Tanya Senra kala melihat Shima yang tengah memainkan ponselnya disoffa
Shima menggeleng sebagai jawaban
"Apa yang terjadi denganmu dulu?" Tanya Shima tiba-tiba
Senra berkedip beberapa kali lalu menatap Shima penuh tanya
"Ke-kenapa nanya itu?"
"Tidak ada, jawab saja apa yang terjadi mu?"
Senra berpikir, bingung ingin memberi jawaban apa
"Itu...sebuah hal yang bersifat privasi"
Shima meletakkan ponselnya diatas meja
"Tidak ada kata privasi dalam hubungan yang memiliki gelar pernikahan Senra"
Ujar Shima serius, Senra menampilkan senyuman lebarnya, dimana hal itu malah membuat Shima sedikit ngeri
"Woah...aku diakui"
♤♤♤
"Hei?" Ditempat yang berbeda, dua insan dengan surai berbeda menatap acara tv dengan bosan
"Sakata? Hei?" Urata, berulang kali memanggil nama Sakata namun tak kunjung dibalas juga
"Ah-! Ya?" Sakata menatap Urata lemah
"Ada apa hngg? Kau terlihat tidak baik-baik saja" tanya Urata sambil mengusap kepala Sakata
"Aku....khawatir pada Senra" ujar Sakata tiba-tiba
"Memangnya ada apa?"
"Kemarin....Ama-Chan menghubungiku, lalu memberi tau jika kemarin dia melihat Shima dan Senra yang minum kopi ditaman kita main waktu kecil dulu"
"Lho? Bukannya bagus? Itu artinya Shima mendapat sebuah berkah agar tidak brengsek lagi?" Tanya Urata
"Ih! Denger dulu! Uratan tau sendiri kan temperamen Shima itu kayak ombak, ilang datang"
"Dan kau hanya khawatir tentang hal itu? Ayolah Sakatan, santailah, positif thinking!"
♤♤♤
"Aku ingin coklat"
Shima kaget
"Hah?" Ulang Shima
"Aku...ingin coklat...boleh aku memesannya?" Tanya Senra
"Kenapa?" Shima balik bertanya
"Kar--" belum sempat Senra menjawab, Shima sudah memotong
"Kenapa kau memiliki banyak permintaan saat kau sakit? Biasanya kau tidak begini" ujar Shima
"Nanti kamu tau sendiri kok"
♤♤♤
Pada akhirnya Senra tidak jadi memesan coklat
Dirinya menatap bubur dengan pandangan tanpa minat
"Sebaiknya kau makan, jika kau sakit lagi itu akan menyusahkanku"
"Bahkan jika kau adalah Kitsu! Dia tidak akan merepotkanku"
Shima kemudian duduk ditepi kasur, mengambil mangkuk bubur dari tangan Senra lalu meletakkannya diatas nakas, saat Shima berdiri, hendak kembali ke soffa, Senra memanggilnya
"Nee...Shima"
Panggil Senra kecil
Shima berhenti, berbalik
Lalu dua iris berbeda warna itu bertemu
"Kamu...cuma bakal nyesal kalo nyari Kitsu"
♤♤♤
TBC
♤♤♤
Entah kenapa Exx kalo up selalu malem TwT
Mungkin itu karena otak Exx yang lancar pas malem doang
KAMU SEDANG MEMBACA
Why me? please love me! [ShimaSen] ✔
Teen Fiction[TAMAT] ♤♤♤ Hanya fanfic, sekali lagi, HANYA FANFIC TYPO BERTEBARAN! Tetap beri dukungan berupa vote walau sudah selesai TvT♡ ♤♤♤ Andai...saat itu dia mendengarkan ucapan temannya Maka hal ini...tak akan pernah terjadi Mereka berdua seakan menghukum...