Tinggalkan jejak disini ★
Selamat membaca(。・ω・。)
®≈»♣
27 Juli 2021
Green Intan Residance, Jakarta Selatan.Di siang hari yang cerah, terlihat seorang lelaki yang sedang berdiri di balik jendela kamarnya. Matanya bergerak memandangi beberapa orang yang sedang lalu-lalang memasukkan barang-barang ke dalam rumah tepat di samping rumahnya. Mata tajamnya tak henti mengikuti langkah orang-orang yang hilir mudik karena penasaran siapa penghuni baru rumah yang sudah cukup lama kosong itu. Sesekali terlihat lelaki itu menghisap rokok yang ada di tangannya, dan beberapa saat kemudian matanya pun terpejam, tubuhnya merosot sedangkan jiwanya seakan dibawa melayang terbang keatas awan.
Di sisi lain, keluarga yang sejak tadi diperhatikan sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
"Meizaa! Ini koper kamu bawa masuk!" teriak wanita berusia 38 tahun bernama Valva, yang merupakan ibu dari gadis yang dipanggil Meiza.
"Iyaa Bun, sebentar. Meiza lagi naro koper satunya ini!" Meiza balik berteriak lalu setelah selesai dengan cepat ia berjalan menghampiri sang ibu.
"Itu juga Abang jangan main game terus. Bantuin Daddy angkat barang sana!" Valva lagi-lagi berteriak pada anak sulungnya yang sibuk bermain game di ponsel.
"Bentar, Bun. Dikit lagi menang," sahut Akmal dengan mata yang terfokus pada layar gawai-nya.
"Tau nihh Bang Akmal! Maen game mulu. Bantuin napa," sewot Meiza saat melewati Akmal yang berada di sofa.
"Alah, bacod lo!" Akmal mengacungkan jari tengahnya.
"Udah gak usah berantem!" Zean yang merupakan sang daddy pun datang melerai.
"Bun, kamar aku dimana??" teriak Binan, si anak bungsu.
"Cari aja di atas," sahut Valva sembari sibuk mengangkat barang yang tersisa.
Valva menoleh kearah Meiza yang bersiap mengangkat koper. "Kamu udah nentuin mau kamar yang mana?"
"Udah, Bun. Mei mau kamar di lantai 2 yang ada balkonnya," jawab Meiza dan Valva mengangguk.
"Aku mau kamar yang di samping kamar Kak Mei aja," ujar Binan yang kembali diangguki oleh Valva.
"Ehh, terus kamar Akmal yang mana, Bun?" tanya Akmal berjalan menghampiri Valva.
"Tidur di teras aja sana! Dari tadi malah main game mulu bukannya bantuin!" ketus Valva menatap tajam anak lelakinya yang malah cengengesan.
"Huu, mampus!" ejek Meiza lalu buru-buru berlari menuju kamar sambil menenteng kopernya.
"Heh! Adek laknat lo!" teriak Akmal mengumpat.
"Udah gak usah teriak-teriak. Bawa nih." Zean melemparkan sebuah koper yang langsung ditangkap Akmal dengan sigap.
"Ealah, nyelo ngapa, Dad," cibir Akmal lalu mengangkat koper yang dilemparkan tadi.
Sedangkan di lantai atas terlihat Meiza sudah sibuk membereskan kamar yang akan ia tempati mulai saat ini. Kamarnya cukup luas dengan cat dinding berwarna biru muda, sesuai dengan warna kesukaannya. Apalagi terdapat pula balkon yang menghadap ke sebuah jendela besar milik rumah sebelah.
"Howw how howw yu laikk dedddd teretengteng tererentengg ciga laikk dadd tararara tararantamm." Meiza bernyanyi dengan asik sembari memasukkan baju-bajunya ke dalam lemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAYSON♣
Teen FictionJANGAN PLAGIAT KALO GA MAU KU PACARIN BAPAK MU YA KON!!ci KARYA BERASAL DARI OTAK YANG SUCI NAN MURNI!! Jangan nunggu end kalo mau baca, karena aku bisa tiba-tiba unpublish kalo sepi, hehe. Mengandung kata-kata kasar yang sangat tidak boleh ditiru...