Selamat membaca(。・ω・。)
®≈»♣
04 Agustus 2021
Gemuruh tepuk tangan terdengar di aula gedung Fakultas Ekonomi pada sore ini. Hari ini adalah hari terakhir ospek bagi mahasiswa baru Universitas Nasional dilaksanakan. Dan pidato yang disampaikan oleh Dekan Fakultas menjadi penutup kegiatan tersebut.
Meiza berada dibarisan tengah, bersama dengan Agus dan Risa. Ketiga teman itu anteng memperhatikan Dekan yang berbicara dari awal hingga akhir. Bahkan mereka mencatat apa yang menurut mereka penting, seperti letak-letak ruangan dan hal lainnya.
"Abis ini langsung pulang?" tanya Risa saat mereka bertiga beriringan keluar dari aula Fakultas.
"Makan dulu gak si? Laper tau," sahut Meiza sembari mengelus perutnya.
"Gimana, Gus? Makan dulu gak?" tanya Risa pada Agus.
"Gue sih yes," sahut Agus yang diacungi jempol oleh Meiza.
"Risa!" Tiba-tiba teriakan kencang dari ujung koridor membuat ketiga orang itu berbalik bersamaan menatap ke arah seseorang yang berteriak.
"Kak Sisil!" Risa balik berteriak sembari melambaikan tangan pada sesosok wanita yang memanggilnya.
Sisil yang sudah yakin bahwa yang ia panggil adalah orang yang ia kenal buru-buru menghampiri Risa.
Kedua wanita itu kemudian berpelukan erat seperti Teletubbies yang membuat Agus mendengkus dan Meiza bingung.
"Kalian berdua lebay amat dah. Perasaan baru tadi pagi ketemu," decak Agus melirik sinis.
"Iri aja lo, Kutil!" Sisil menepuk bahu Agus kesal.
Meiza menyenggol lengan Risa dengan mata yang melirik-lirik ke arah Sisil. Bermaksud mempertanyakan siapa wanita ini.
"Eh iya lupa. Mei, kenalin ini Kak Sisil, Kakak sepupu gue. Dan Kak Sisil, ini Meiza, temen gue." Risa bergegas memperkenalkan kedua wanita itu.
"Halo, Kak. Gue Meiza," sapa Meiza mengulurkan tangan kanannya.
Sisil dengan sigap membalas uluran tangan Meiza dengan senyuman lebar. "Halo juga, gue Pricilla Renata, biasa dipanggil Sisil."
Meiza tersenyum sambil mengangguk untuk menjawab perkenalan Sisil.
"Eh kalian mau kemana?"
"Mau makan, nih. Lo mau ikut, Kak?" tanya Risa yang diangguki semangat oleh Sisil.
"Denger kata makan aja sumringah lo," cibir Agus yang mendapat cubitan maut di pinggangnya oleh Sisil.
"Bacot mulu lo jablay!" sinis Sisil sembari menarik tangan Meiza dan Risa meninggalkan Agus. "Ayo kita makan. Tinggalin aja jablay satu ini," celoteh Sisil meninggalkan Agus yang menggeram gemas.
"Dasar Nenek lampir lo!" pekik Agus yang hanya diacungi jari tengah oleh Sisil.
®≈»♣
Motor ninja berwarna hitam dengan sedikit warna merah itu melaju kencang di jalanan yang cukup lenggang, melaju beberapa menit hingga sang pengemudi menghentikan motornya tepat di depan sebuah rumah sederhana dengan pagar bambu yang mengelilingi sekelilingnya.
Seorang wanita yang sepertinya sudah sedari tadi menunggu kehadiran pengemudi motor pun tersenyum lebar saat seseorang yang ditunggu sudah datang dan berjalan akan menghampirinya.
"Grayson!" panggilnya dengan riang.
"Gak usah teriak, Ruby!" Dengkus Grayson saat wanita bernama Ruby itu berteriak kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAYSON♣
Teen FictionJANGAN PLAGIAT KALO GA MAU KU PACARIN BAPAK MU YA KON!!ci KARYA BERASAL DARI OTAK YANG SUCI NAN MURNI!! Jangan nunggu end kalo mau baca, karena aku bisa tiba-tiba unpublish kalo sepi, hehe. Mengandung kata-kata kasar yang sangat tidak boleh ditiru...