♣02

533 51 2
                                    

Tinggalkan jejak disini★

Selamat membaca(。・ω・。)

®≈»♣

28 Juli 2021

Pagi hari Meiza sudah terbangun tepat pada pukul 05.55am. Rencananya Meiza akan lari pagi ke sekitar komplek untuk berkenalan dengan para tetangga sekaligus cuci mata, siapa tau ia bisa bertemu Abang ganteng lagi, atau mungkin Bapaknya si Abang ganteng yang pastinya lebih ganteng, atau bisa juga Abang ganteng lainnya yang ada di sekitar komplek.

"Pagi, Buna," sapa Meiza saat melihat Valva yang sedang sibuk memasak nasi goreng untuk sarapan.

"Pagi, Mei. Kamu mau lari pagi?" tanya Valva menoleh sekilas pada Meiza yang sedang minum.

"Iya, Bun. Siapa tau ketemu sama Abang ganteng lagi nanti, xixi." Meiza terkikik geli saat mengingat kembali kegantengan abang ganteng.

Valva menggeleng melihat kelakuan anak perempuannya. "Ya udah, sana berangkat," usir Valva sembari melanjutkan acara memasaknya.

"Hehe, kalo gitu Mei pamit ya Bun. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Meiza menghirup nafas dalam saat sudah sampai di depan gerbang rumahnya.

"Ughh, segarnya."

Meiza pun merenggangkan tubuhnya sebentar lalu berlari-lari kecil ke arah rumah Abang ganteng semalam. Saat melewati rumah sang incaran, Meiza sengaja bergerak lambat sembari menajamkan matanya mencari sosok ganteng yang terus menghantui pikirannya kemarin.

"Nyari apa gadis cantik?" Tiba-tiba seorang Nenek berumur sekitar 68 tahun menghampiri Meiza yang sedang celingak-celinguk bak maling yang mengintai rumah targetnya.

"Eh pucek, astagfirullah." Meiza mengumpat kaget, seakan sadar ia telah bersikap tidak sopan pada orang yang lebih tua buru-buru Meiza meminta maaf.

"Ehh maaf Nek. Gak sengaja. Tadi saya kaget," panik Meiza sambil meraih tangan si nenek kemudian menyaliminya.

Seakan mengerti nenek itu pun tersenyum. "Gak pa-pa kok. Nenek juga salah tadi udah ngagetin kamu."

"Hehe, sekali lagi saya minta maaf ya Nek," tutur Meiza kembali meminta maaf.

"Iya cantik. Oh ya, kamu tadi kenapa merhatiin rumah Nenek sampe segitunya? Nenek kira kamu tadi maling loh," gurau nenek terkekeh pelan.

Meiza tertawa kikuk, ia bingung harus menjelaskan dari mana. "Eh itu ... Anu Nek. Saya kan baru pindah kesini kemaren, pengen kenalan aja gitu sama tetangga-tetangga yang ada di sini, hehe." Meiza menjelaskan dengan terbata-bata.

Nenek mengangguk paham. "Ohh, keluarga kamu yang nempatin rumah di samping ini?" Meiza mengangguk mengiyakan.

"Salam kenal kalau begitu. Nama Nenek, Clara. Panggil aja Nenek Cla." Nenek Clara memperkenalkan diri dengan ramah.

"Oh iya Nenek Cla. Saya Meiza, panggil aja Mei." Meiza ikut memperkenalkan dirinya.

"Nama yang cantik seperti wajahnya," puji nenek Clara membuat Meiza tersipu malu.

"Hehe, Nenek bisa aja. Oh ya, jadi ini beneran rumah Nenek?" tanya Meiza sambil menunjuk rumah yang sedari tadi ia perhatikan.

"Iya, Mei. Ini rumah Nenek," jawab nenek Clara yang membuat senyum Meiza merekah.

'Widih calon Nenek mertua nih.' batin Meiza bersorak.

"Nenek tinggal sendiri?" tanya Meiza berbasa-basi. Padahal mah dia sudah tau ada si abang ganteng yang sedari kemarin berlari-lari di pikirannya.

GRAYSON♣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang