♣03

527 55 12
                                    

Tinggalkan jejak disini★

Selamat membaca(。・ω・。)

®≈»♣

Grayson memandang kosong ke depan dari balik jendela kamarnya. Entah mengapa, rasa ini kembali hadir, rasa kesepian yang sangat menyesakkan. Kalau dipikir-pikir, tidak seharusnya Grayson merasakan hal tersebut. Ia mempunyai nenek yang sangat memperhatikannya dan juga papa yang sangat menyayanginya, meskipun sang papa sangat sibuk dengan pekerjaannya. Bahkan ia juga memiliki teman-teman yang selalu ada disaat ia senang maupun susah sekalipun. Lalu, kenapa rasa kesepian yang mendalam ini terus saja hadir? Apakah ia merindukan sang mama?

Grayson menoleh saat mendengar pintu kamarnya terbuka, buru-buru ia membuang puntung rokok yang ia pegang keluar jendela.

"Nenek kenapa ke kamar Gray? Nenek gak istirahat?" tanya Grayson sembari menuntun sang nenek duduk di sofa yang ada di sudut kamar.

"Nenek cuma mau ngajak kamu makan aja. Kamu belum sarapan kan dari pulang lari pagi tadi?"

"Gray udah sarapan, Nek, tadi beli bubur ayam di tempat Mang Adi," jawab Grayson.

Nenek Clara tersenyum mendengar jawaban Grayson. "Baguslah kalo gitu. Tadi Papa kamu nelpon. Dia bilang paling semingguan lagi bakal pulang."

Grayson mengangguk. "Kalo gitu Nenek balik istirahat ya. Nenek kan lagi gak enak badan," bujuk Grayson.

"Nenek udah sembuh kali, Gray," jawab Nenek tersenyum.

"Oh ya, Nenek mau main ke tempat, Meiza. Kamu mau ikut?" tanya nenek Clara yang membuat Grayson mengernyit.

"Meiza? Meiza siapa?"

Nenek memukul pelan bahu cucunya. "Itu loh, yang tadi pagi kenalan sama kamu itu. Yang baru aja pindahan dan nempatin rumah di samping kita ini."

"Oh, cewek cerewet itu," gumam Grayson yang membuat nenek Clara kembali memukul pelan bahunya.

"Meiza itu gak cerewet. Dia cuma terlalu aktif aja," bela Nenek yang membuat Grayson mendengkus.

"Jadi kamu mau ikut gak?" Nenek Clara kembali bertanya.

Grayson menggeleng. "Gray mau ke rumah Digo, Nek. Digo, Riyan sama Halim udah nungguin di sana."

"Oh ya udah kalo gitu. Nenek sendiri aja yang kesana." Grayson hanya mengangguk sembari menatap neneknya yang berjalan keluar kamar.

Grayson menghembuskan nafas lega saat sang nenek sudah keluar dari kamar. Tanpa kata Grayson segera beranjak bersiap untuk pergi ke rumah temannya yang bernama Digo.

®≈»♣

"Jangan lama-lama ya, Mei," pesan Risa sebelum memasuki rumahnya.

Meiza mengacungkan jempolnya. "Gak lama kok," sahut Meiza sembari bergegas masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum." Tak lupa Meiza mengucapkan salam saat masuk.

"Waalaikumsalam." Terdengar beberapa sahutan dari arah ruang tamu.

"Eh, ada Nenek Clara," sapa Meiza saat melihat nenek Clara yang sedang duduk di ruang tamu bersama Valva.

Nenek Clara tersenyum. "Udah pulang, Mei?"

"Udah, Nek. Hehe."

"Kamu udah kenalan sama Nenek Clara, Mei?" tanya Valva.

"Iya, tadi pas lari pagi ketemu," jawab Meiza yang diangguki oleh Nenek Clara.

"Anak kamu cantik banget ternyata, persis kaya kamu masih muda," ujar nenek Clara yang membuat Meiza mengernyit.

GRAYSON♣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang