Tinggalkan jejak disini ★
Selamat membaca(。・ω・。)
®≈»♣
Grayson terdiam menatap lurus ke depan cermin yang memantulkan bayangan tubuhnya. Matanya terlihat sayu seakan menyimpan beban yang sangat berat, bibirnya kembali menghisap puntung rokok yang menurutnya bisa membuatnya tenang.
"Kangen, Mama," gumam lelaki itu lirih.
Suara alarm yang berbunyi nyaring menyadarkan Grayson dari lamunannya. Alarm pengingat untuk Grayson segera berangkat ke kampus. Grayson lalu bergegas meraih tasnya yang tergeletak di atas meja lalu berjalan keluar kamar menuju dapur. Terlihat sudah ada nenek dan papanya yang sedang berbincang santai di meja makan.
"Nah ini anaknya," ujar nenek Clara dengan raut wajah yang terlihat kesal.
Grayson yang merasakan kekesalan sang nenek padanya mengernyit bingung, ia lalu melirik pada papanya yang terlihat mengendikkan bahu lalu kembali fokus pada ponselnya.
"Duduk sini kamu," titah nenek Clara menunjuk kursi yang ada di sampingnya.
Dengan patuh Grayson pun menurut akan perintah sang nenek. Tak lama dari itu sebuah tarikan di telinganya membuat Grayson tersentak kaget.
"Aduh, Nek. Kenapa Gray di jewer gini, aduh," ringis Grayson berusaha melepaskan tarikan sang nenek dari telinganya.
"Kamu tau gak kalo Meiza semalem kecelakaan?" tanya nenek Clara dengan tatapan penuh intimidasi.
Grayson terdiam sebentar kemudian menggeleng. "Gak tau."
"Kamu ini bisa-bisanya ya!" geram nenek Clara. "Kamu kenapa ninggalin Meiza semalem? Jadinya bonceng tiga semalem dia sama Agus dan Risa. Sekarang kecelakaan mereka sampe kaki Meiza keseleo gara-gara masuk selokan," omel nenek Clara.
Grayson menggaruk dahinya bingung. "Terus itu salah Grayson?" tanya Grayson yang membuat nenek Clara mencubit lengannya gemas.
"Ya jelas lah! Kan kamu yang berangkat bareng Meiza semalem, seharusnya pulangnya juga kamu bareng dia! Bukan malah ditinggalin begitu. Coba aja kamu gak ninggalin Meiza semalem, dia gak akan nebeng ke Agus dan harus bonceng tiga sama Risa. Dan kecelakaan itu gak harus terjadi deh." Nenek Clara mengungkapkan kekesalannya.
"Ya Grayson mana tau kalo mereka mau kecelakaan," ujar Grayson membela diri. "Lagian Grayson buru-buru pergi gara-gara si Ruby nelpon katanya asma dia kumat lagi," tambah Grayson.
Nenek Clara hanya bisa terdiam mendengar jawaban Grayson, begitupun Maxime, yang melirik sekilas ke arah anaknya yang ikut terdiam.
"Bawain kue ini buat Meiza. Sebagai tanda permintaan maaf karena kamu udah ninggalin dia." Nenek Clara mengganti topik sembari menyodorkan kotak bekal berwarna biru muda.
"Iya ntar Gray kasihin. Ya udah kalo gitu Gray berangkat ke kampus dulu."
Terdengar helaan nafas dari nenek Clara sebelum kembali menatap Grayson yang ingin bersaliman. "Kalo kamu nenek jodohin sama Meiza, kamu mau?" tanya nenek Clara tiba-tiba membuat Grayson seketika tersedak ludah sendiri. Begitupun Maxime yang kini ikut melotot menatap kaget pada ibunya.
"Gak! Apa-apaan si nek. Masa gara-gara gak pulang bareng dia langsung asal jodoh-jodohin aja. Ogah banget sama cewe cerewet kaya dia!" tolak Grayson diakhiri dengan cibiran penuh kekesalan.
"Meiza itu gak cerewet!" bela nenek Clara. "Lagian Meiza cantik kok, cantik banget malah. Nenek dulu udah seneng banget mau punya mantu kaya si Valva, mamanya si Meiza. Tapi bapakmu ini tolol, malah mau aja ketipu sama cewe ular itu!" ungkap nenek Clara yang tanpa sadar membuat Grayson membeku.

KAMU SEDANG MEMBACA
GRAYSON♣
Teen FictionJANGAN PLAGIAT KALO GA MAU KU PACARIN BAPAK MU YA KON!!ci KARYA BERASAL DARI OTAK YANG SUCI NAN MURNI!! Jangan nunggu end kalo mau baca, karena aku bisa tiba-tiba unpublish kalo sepi, hehe. Mengandung kata-kata kasar yang sangat tidak boleh ditiru...