Bagian#3

1.1K 299 49
                                    

Dengarkanlah, wanita impianku, malam ini akan kusampaikan....

#####

Sayup terdengar suara nyanyian ketika Sisi keluar dari kamarnya. Keningnya mengeryit. Digo?

"Sudah datang?"

Sisi seakan bertanya pada dirinya sendiri. Bergumam heran, kenapa Digo sudah datang dia tidak dipanggil? Sampai terdengar genjrengan gitar.

"Ha? Main gitar? Memangnya Rija menaruh gitarnya dimana sampai sempat-sempatnya Digo main gitar!"

Eh tapi memangnya ia melihat siapa yang sedang memetik gitar. Kalau suara sih iya.

"Bu, Digo sudah lama? Kok aku gak dipanggil?"

Sisi bertanya saat ia melihat ibunya mendekati pintu kamar dimana ia sedang menutupnya setelah keluar.

"Ini ibu mau manggil kamu!" Sahut ibunya dengan senyum penuh arti.

"Kenapa ibu senyum-senyum seperti itu, bu?" Tanya Sisi dengan nada curiga.

"Ah, tidakk!" Elak bu Henidar sambil menggeleng.

"Jangan bilang Digo sudah membicarakan sesuatu dengan ibu lebih dulu, makanya aku baru dipanggil?" Tuduh Sisi sambil menyipitkan matanya.

Mungkin karna Digo dari awal sudah memberitahu ibunya terlebih dahulu tentang kunjungannya daripada berbicara dengan dirinya, jadi, ia juga menuduh ada yang sudah dibicarakan Digo dengan ibunya.

"Tidakkk, kenapa sensi sekali anak ibu!"

Ibu Henidar memeluk bahu putrinya yang sedang curiga itu.

"Jangan cemburu sama ibu ah!" Goda bu Henidar menahan senyum.

"Idih ibu ini, siapa yang cemburu?" Sisi mengerucutkan hidungnya.

"Ibu sudah tua, tugasnya merestui saja!" Kerling ibu Sisi membuat Sisi mendelik curiga.

"Apa sih buuuu?" Ujar Sisi manja.

Ibu Henidar hanya tertawa kemudian mendorong bahu Sisi untuk melangkah menuju ruang depan.

"Jangan kau tolak dan buat kuhancur, kutak akan mengulang tuk meminta, satu keyakinan hatiku ini, akulah yang terbaik untukmuu....."

Nyanyian Digo terdengar makin dekat. Karna Sisi memang sedang mendekat kearahnya.

"Haii Sisi, selamat malam sayang!"

Muncul diruang tamu, Sisi disambut sapaan sayang seseorang.

"Eh tante Risa, selamat malam tante!"

Sisi menyambut uluran tangan Tante Risa, mamanya Digo itu dengan debaran didada. Meski sudah diberitahu tetapi jantungnya tetap berdegup. Dan degupnya semakin kencang saat mendengar lanjutan ucapnya.

"Calon mantuuu!"

Meski ada tanda tanya mendengar ucapan beliau, Sisi tak bertanya ataupun protes dengan seruan saat Sisi mengulurkan tangan menciumnya dan mereka beradu pipi kanan dan kiri.

"Mandinya masih minimal satu jam?" Digo bertanya saat meletakkan gitar.

"Atau ini mandi special karna menyambut calon mertua?"

Belum lagi Sisi menjawab karna tak siap dengan pertanyaannya, Digo kembali melanjutkan pertanyaan lain yang membuat ia makin tak siap menjawab bahkan ia tak tahu bagaimana ekspresinya sekarang.

Ia memang paling suka berlama-lama didalam kamar mandi. Berendam dengan wewangian sekaligus menyalakan lilin aroma terapy. Rasanya lelahnya melayang bersama rilexnya tubuhnya didalam air.

DEGUP RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang