Bagian#7

1.1K 261 52
                                    

Sembuh ya sayang!
Yuk, kita liburan.
Much Love 😘❤

Digo memandang kartu yang ada digenggamannya. Sementara sebuket bunga berada dipelukannya.

"Istirahat Digo, kan moodbosternya udah dalam pelukannn!"

Digo menoleh pada mamanya yang sedari tadi memperhatikannya, setelah menerima sebuket bunga dan mengantarkannya pada Digo yang terbaring diranjang bersprei putih disebuah rumah sakit dikota mereka itu.

Tadinya, ia hanya ingin dirawat jalan saja setelah pasrah dilarikan kerumah sakit karna tubuhnya yang melemas setelah demam. Tetapi dokter menyarankan agar ia melakukan  serangkaian pemeriksaan lanjutan seperti cek darah.

"Dari gejala yang anda katakan, kami menyimpulkan, ini gejala tipes tetapi harus dilengkapi dengan cek darah terlebih dahulu untuk memastikannya!" Ucap dokter Bima saat itu.

"Dirawat disini saja, Digo, mama nanti bingung apa yang harus dilakukan kalau dirumah!" Sahut mamanya dengan wajah khawatir.

Sebenarnya Digo merasa cuma butuh istirahat dirumah saja, tetapi pada akhirnya dia menurut ketika harus tetap tinggal dan didorong keruang perawatan setelah mamanya menelpon Sisi.

"Kata mama demammu  bolak-balik, lebih baik dirawat dirumah sakit saja ya, Digo, aku khawatir kalau kamu dirumah saja," ucap Sisi saat ponsel mamanya berpindah ketelinga Digo.

"Khawatir doang?" Sahut Digo.

Diujung telpon sana Sisi pastinya mengeryit mendengar nadanya yang sakartis. Sedikit sinis dan melemahkan mental. Sisi sadari nada seperti ini akibat akhir-akhir ini kesibukannya bukan main menyita waktu, terkadang ia terlupakan menjawab chatt dan menelpon balik.

"Digooo..." nada Sisi mulai merasa bersalah.

"Aku meriang!"

"Iya Digo, aku tahu kata mama kamu menggigil semalam, makanyaa..."

"Merindukan kasih sayang!" Potong Digo membuat tanpa ia bisa melihat Sisi melongo sejenak.

"Mmhh, Digooo," desah Sisi.

Sebenarnya iapun merasa lelah, hanya saja ia dikuatkan dan dijagakan serta dilimpahi Tuhan rezeki kesehatan. Ia begitu disibukkan dengan pekerjaan, bisnis juga bukunya. Launching buku terbarunya saja bukan hanya disatu tempat dan dibeberapa kota. Ini sekaligus sebagai bentuk promosi karna buku sebelumnya sudah mulai diproduksi dan diadaptasi kelayar lebar.

"Yakan kamu sibuk banget sampai aku harus menyibukkan diri juga!"

Digo melanjutkan kalimatnya seraya mengingat, dua hari lalu ia berhadapan dengan cuaca yang sangat ekstream dan tak terduga. Matahari awalnya tanpa malu-malu seolah akan membuat gosong permukaan kulitnya yang terbuka ketika ia memotret disebuah hamparan sawah yang luas. Tiba-tiba mendung dan tak lama hujanpun mengguyurnya. Kenapa tidak berteduh? Karna ia butuh waktu untuk menemukan sebuah gubuk. Disitupun ia tak bisa menghindari biasan air yang tersapu angin. Hujan tak reda juga sampai sore, hingga ia memutuskan untuk pulang dan sampai dirumah dalam keadaan basah kuyup karna ia menggunakan motor bukan mobil.

"Digoo sayanggg, sehat kamu lebih penting yaaa, kamu harus dirawat dirumah sakit, aku akan kesana!" Ucap Sisi setengah berjanji, padahal ia tak tahu kapankah waktunya ia bisa bertandang kesana padahal ia juga butuh istirahat.

Secara fisik orangnya belum muncul, justru sebuket bunga muncul untuknya sebagai moodboster.

Liburan katanya. Digo menahan senyumnya. Biasanya ia yang mengirimkan bunga pada Sisi. Seperti kapan lalu saat launching, bahkan dengan serangkaian kata yang bahkan ia sendiri tak menyadari dapat membuat Sisi melayang.

DEGUP RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang