Bagian#4

1.1K 249 25
                                    

"Selamat pagiii!"

"Haii, selamat pagi, Sisi!"

Langkah Sisi terhenti sejenak melihat siapa yang menjawab salamnya.

"Rendy!"

Sisi melebarkan matanya melihat sosok menjulang didepannya.

"Hai penulis yang bucin! Sampai tergambar dari karyanya yang fenomenal!"

Sisi makin melebarkan mata mendengar ocehannya. Sedang apakah sosok itu dikantornya sepagi ini? Kenapa tidak ada yang mengatakan kalau ada pegawai baru hari ini yang bakal masuk dan langsung menyapanya sedemikian rupa.

"Heran? Cuman mau ketemu dan berinteraksi langsung dengan penulis Degup Rasa, mencari chemistry mungkin!" Jelas sosok itu tanpa diminta.

"Mencari chemistry?" Sisi makin mengeryitkan alisnya.

"Ditawari melakoni karya seorang penulis sekaligus promotor sebuah perusahaan periklanan yang populer, jujur yang bikin tertarik bukan karyanya, tetapi yang membuat karya!"

Sisi mengeryitkan keningnya lagi sambil melengkungkan bibir tipisnya hingga tergambar raut antara bingung dan ingin tersenyum. Maksudnya?

"Sisi Pricily, tidak pernah lupa kan ketemu dikonser kemanusiaan penggalangan Dana bencana alam  Kalimantan?"

Pria itu menarik id card dimana talinya tergantung dileher Sisi, seolah membaca nama yang tertera disana. Sisi Pricily. Promotor Executive.

"Tidaklahhh!" Geleng Sisi sambil masih mengeryit heran dan meletakkan berkas yang dipegangnya keatas meja sekaligus melepaskan Id card dari tangan yang menariknya.

Ia masih tak mengerti, pikirannya agak buntu karna terkejut. Padahal ia sedang riang gembira dan semangat menyelesaikan pekerjaannya hari ini.

Semalam, malam minggu dan minggunya diisi dengan quality time bersama Digo. Hari ini seninnya terasa sangat menyenangkan. Melangkah pasti karna tujuan hidupnya makin jelas saja. Selesai pekerjaan, maka selesailah penantian panjangnya dan Digo.

Ah, Digo Alishando. Mengingat namanya saja ia berbunga-bunga. Pria itu menepati janjinya datang memberikan kepastian. Apa katanya? Dia sudah menyiapkan tiga rekening yang pernah ia janjikan akan dikumpulkan untuk masa depan mereka. Rekening kebutuhan rumah, rekening kebutuhan simpanan untuk hal-hal yang tak terduga, dan rekening untuk anak-anak mereka kelak.

Digo sudah menjelaskan darimana saja asal muasal rezeki dalam bentuk investasinya itu. Buat Sisi yang penting halal dan aman buat kedepannya termasuk tanggung jawab Digo terhadap orangtua dan adiknya.

Sebenarnya ia tak pernah meminta Digo harus menjadi kaya untuk bersamanya. Pada dasarnya ia memiliki prinsip, 'Jangan menikah dengan orang kaya, jadilah kaya!'

Namun sebagai pria, Digo sendiri merasa bertanggung jawab untuk membahagiakan keluarga dan perempuan yang akan hidup dengannya kelak.

"Tugas kamu tu sebenarnya cuman bahagiain aku, Digo!"

"Aku akan bahagiain kamu! Aku sudah bebasin kamu melakukan apa saja selama aku belum datang untuk mengikatmu dengan janji suci!"

"Owhh!"

Sisi merasa terharu dan beruntung memiliki orang-orang yang mendukung ambisinya. Ambisi positif tentu saja. Menjadi seorang promotor diperusahaan periklanan sekaligus pebisnis juga menjadi penulis, bukanlah suatu hal yang mudah dilewati tanpa dukungan dan pengertian dari orang-orang terkasih.

"Aku punya kejutan buat kamu!" Ujar Digo lagi semalam.

"Kejutan apalagi, Digooo? Kamu sudah membuat aku terkejut semalam!" Sisi menyela sambil memeluk buket bunga.

DEGUP RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang