"Keajaiban cintamu membuatku bahagia?" Bisik lelaki itu lirih sambil menatap dalam lensa yang menatapnya dengan padangan sama. Penuh cinta.
"Benarkah?"
Tatapan gadis itu berubah jenaka karna menggoda. Mengingat sebelumnya mereka mengukir waktu bersama didalam cinta yang tidak ada kepastian.
"Kenapa kau tak percaya?"
Si lelaki bertanya dengan mengeryitkan alis tebalnya seolah tak terima tak dipercaya.
"Percayaaa...." seru gadis itu menangkup pipinya.
"Aku mencintaimu!" Bisik pria itu balas menangkup wajah mulus gadis itu.
"Bukan mencintainya, mppphhhh?"
Bibir gadis itu terbungkam oleh benda yang sama diakhir pertanyaannya. Sepertinya yang membungkam gemas dengan dirinya yang sejak semula seolah menggoda dengan kalimat penyangkalan disetiap kata-katanya.
Ia menyambut bungkaman itu dengan membalasnya hingga nafasnya seolah terengah. Menatap penuh cinta setelah bungkaman dijeda untuk membiarkan oksigen yang hampir habis mengisi rongga dadanya kembali.
Jantung mereka sama berdebar karna tersengal. Tapi hal itu tak menyurutkan sang lelaki mengangkat tubuh dan seolah menari kesenangan membuat tubuh gadis itu melayang.
Bahagia terasa. Disertai dengan backsound yang menambah aura cinta menebar untuk yang menonton ending kisah tersebut. Setelah dilayar tertera tanda film berakhir. Lalu dilayar menampilkan nama-nama yang berperan dalam drama itu.
Sebuah film layar lebar yang diputar dihari perdana tersebut mendapat apresiasi dari banyak penonton pertama telah selesai diputar.
Digo dan Sisi berpandangan sebelum berdiri dari empuknya kursi didalam studio layar lebar.
"Gimana?"
"Tentu bagus, chemistry Randy dan Lita memang juara, menggambarkan banget karakter yang ada didalam novel kamu!"
Sisi tersenyum senang mendengar pendapat Digo karna film yang mereka tonton tadi sungguh sesuai dengan ekspektasinya. Tak sia-sia sebagai penulis novel yang difilmkan tersebut ia ikut memantau shooting dan mengarahkan pemeran didalam film tersebut sesuai dengan yang ia bayangkan.
"Untung saja bukan kamu sendiri yang harus jadi pemerannya!" Ucap Digo lagi membuat Sisi mengeryit
"Kenapa?" Sisi bertanya heran dengan keryitan didahi yang masih tertahan.
"Adegannya, bisa bikin aku potek!" Ujar Digo membuat Sisi membentuk bibirnya seperti huruf O.
"Maksudnya potek gimana?" Tanya Sisi menoleh Digo yang merengkuh bahunya disela langkah.
"Kalau Pacar Randy ngeliat adegan ciuman gitu gak apa-apa, mungkin dia gak cinta!" Sahut Digo lagi menjawab dengan diksi yang berbelit. Membawa-bawa oranglain sebagai perantara rasanya yang tidak bisa ia ungkap secara langsung.
Sisi menutup mulutnya mulai paham maksud Digo. Suaminya itu tidak rela ia beradegan ciuman dengan pria lain meski hanya akting.
"Adegan ciuman itu trik tau!" Jelas Sisi membuat langkah Digo terhenti lalu menatap Sisi.
"Trik gimana? Gambarnya terpampang nyata jelas begitu!" Protes Digo pada kalimat Sisi yang mengatakan adegan tak berjarak yang jelas terpampang didepan layar adalah trik.
"Randy termasuk aktor yang tidak menerima adegan ciuman beneran untuk menjaga perasaan pasangannya, Digo!" Jelas Sisi lagi dengan tatap meyakinkan dimata Digo.
"Masa? Bagaimana bisa yang terlihat nyata begitu hanya trik?" Digo masih merasa tak percaya. Bagaimana mungkin?
"Kerja sutradara dan pengambil gambarnya bagus dong kalau orang ngeliatnya kaya nyata, memang tugas mereka membuatnya rekayasa jadi nampak nyata bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEGUP RASA
Fanfiction"Kamu bilang sama semua orang, kita gak pacaran bukan? Kalau begitu aku bebas?" "Kita gak pacaran, tapi kamu gak boleh sama yang lain!" "Lho?" "5tahun lagi, aku akan datang melamarmu!" DUG. Degup itu datang lagi. Saat teringat janjinya untuk datang...