Pertemuan Pertama

1.6K 185 14
                                    

Memang pada dasarnya tidak suka, dan sudah mendarah daging, lalu dijadikan hobi pula, beberapa ibu ibu di desa renjun maupun desa desa lainnya gemar sekali mengomentari renjun.. Faktor utama ketidaksukaan mereka sih karena anak anak mereka yang ditolak mentah mentah sama renjun dan lebih memilih pria biasa biasa saja yang harta dan tahta saja tidak punya dibanding anak anak mereka -yang katanya- sukses di perantauan.

Ibu ibu ini masih suka kesal sama renjun dan sering melemparkan tatapan sinis dan mengucapkan kalimat kalimat sindiran ketika berpapasan dengan renjun. Renjun mah santai aja lah, sombong malah karena ibu ibu itu kesannya seperti tidak rela sebab tidak bisa menjadikan seorang kembang desa menjadi menantu mereka...."pengen banget ya jadiin gue mantu? " begitu kira kira ejek renjun di dalam hatinya.

Renjun malah tambah angkat dagu ketika mengetahui bahwa usut punya usut beberapa anak anak mereka belum bisa move on dari dirinya dan memilih menjadi bujang lapuk, pikirnya "se fatal itukah menyukaiku? Xixixixi". Ingin rasanya renjun menggandeng jeno sambil melambaikan tangan bak miss universe ke depan ibu ibu pagamon ini.. Iya pagamon, pasukan gagal move on wkwkwk.

Renjun ingin memamerkan jeno kepada ibu ibu pagamon ini agar mereka tahu...

















Dari sekian pria dengan berbagai macam latar belakang serta bualan dan janji manisnya, renjun hanya akan terpikat dengan satu pria yang sekarang menjadi suaminya,






































Lee jeno,







































Pertama kali renjun ketemu jeno itu, ketika dia ikut ibunya ke desa pesisir yang terletak di paling utara wilayahnya. Waktu itu mereka sedang mengadakan tradisi tahunan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil tangkapan mereka sebagai nelayan, dan karena budaya gotong royong yang masih lestari di kehidupan pedesaan, desa desa tetangga pun turut diundang untuk membantu acara yang prosesinya membutuhkan waktu yang cukup lama ini.

Renjun masih dengan muka bantal dan baju rumahannya diseret paksa sang ibu untuk menemani beliau ke sana, untuk bantu masak masak katanya. Padahal apa yang bisa anak umur 10 tahun lakukan disana kecuali kabur dan mencari teman sebaya untuk diajak main?

Lagipula peralatan masak untuk hajatan kan ukurannya besar besar, bukannya renjun membantu masak masak yang ada malah dia yang akan menjadi masakannya karena nyemplung ke kuali besar. Belum lagi sodet atau sendok besar untuk mengaduk makanan yang ada di kuali yang tingginya saja sepantaran dengan renjun. Maka dari itu renjun pura pura sibuk dengan kegiatan dapur yang seperti ibunya lakukan, padahal aslinya dia sudah menyimpan rencana untuk mengendap endap keluar lalu kabur untuk bermain bersama teman temannya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"ihhh, badan kamu kok bau asep sih?"

Itu felix, teman sepantaran renjun yang memang tinggal satu desa dengannya. Singkatnya, felix ini merupakan teman sepermainan renjun.

"tadi ibuku minta bantu bantu masak, padahal kan aku ga mau.. Mana di jalan tadi aku diomelin lagi karena bangunnya siang, padahal juga masih jam 8 pagi"

"ga enak banget ya emang punya ibu cerewet"

"emang"

" terus gimana caranya kamu keluar tadi? "

Mereka sedang berjalan ke area persawahan yang padinya menguning oleh air laut yang pasang 3 hari yang lalu.

"hmmm.. Aku nanya ke bude temennya ibu, ada mau nitip apa ga gituuu, biasanya kan kalo orang masak masak tuh ada aja yang kelupaan, kaya ibu minta beliin garem lah, micin lah apa lah, jadi aku tanya aja sama dia wkwkwk" ujar renjun sambil ngunyah permen karetnya, barusan beli di warung deket area sawah.

MIGNONETTE (KEMBANG DESA) || NOREN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang