Kejelasan

532 68 2
                                    

"jenooo... Jangan kangen aku ya, jaga diri baik baik. Kalo ada yang jailin kamu tonjok aja mukanya"

Jeno terkekeh menyambut pelukan sang sahabat. Ia mengusap punggung itu sembari mengucapkan kata kata perpisahan sesaat yang akan mereka hadapi kurang lebih satu bulan lamanya.

Mata sabit itu kembali ia tampakkan begitu haechan lagi lagi merengek meminta ia untuk menetap di kediaman sang sahabat di kota barang satu minggu lamanya. Namun ujian tengah semester sudah ada di depan mata, ia tak bisa mengabulkan permintaan temannya ini begitu saja mengingat ia tak punya alasan kuat untuk absen di sekolahnya.

"Udah sana naik, penumpang lainnya udah pada naik lho ntar kamu ditinggal"

"Gapapaa, pak sopirnya masih belum ada.. aku masih mau disini sama kalian"


Haechan merengek sambil sesekali memalingkan wajahnya. Ia tak tahan untuk mengucapkan kata perpisahan kepada teman temannya ini, sekedar menatap mata mereka pun ia tak mampu. Katakanlah ia terlalu melankolis, namun satu bulan terasa begitu lama bagi dia untuk tak bertemu dengan mereka, terlebih jeno. Ia seakan tak bisa berlama lama sendiri tanpa sang sahabat di sampingnya.

Matanya memanas begitu saja begitu sopir bus yang akan ditumpanginya memberi peringatan terakhir kepada para penumpang untuk segera naik ke kendaraan roda empat itu.

"Jeno... Sering sering chat aku yaa, telepon aku kalo kamu mau cerita sesuatu. Jangan dipendem sendiri"

"Iyaaa"



Jeno mengusak rambut itu begitu ia lagi lagi menenggelamkan tubuhnya pada pelukannya. Ia bahkan bisa mendengar ucapan lirih sang sahabat yang terus terusan mewanti dirinya untuk selalu menghubunginya setiap saat.

Jeno menatap teduh tatapan sedih itu, menenangkannya dengan mengatakan bahwa satu bulan bukanlah masalah besar untuk ditunggu agar mereka bertemu lagi.

"Felix... Jaga diri baik baik. Jangan mau diapa apain lucas, aku ga mau punya keponakan secepet itu"

"Iyaa chan... Kamu juga jaga diri baik baik. Jangan suka nunda nunda makan, nanti asam lambung kamu naik"

"Iya, asam lambung aku naik cuma pas jeno ga ngelawan kalo dikata katain aja kok"

Haechan mendelik begitu decihan terdengar dari mulut jeno. Seakan akan ucapannya hanya bualan semata yang padahal adalah fakta. Namun kali ini ia maafkan temannya itu mengingat perjumpaan mereka selanjutnya yang membutuhkan waktu cukup lama.

Dan begitu barang barangnya rampung dimasukkan pada bagasi bus tersebut, haechan memeluk keduanya dengan erat. Mengatakan bahwa ia akan menemui teman temannya ini segera.

"Aku pergi dulu ya teman teman, jaga diri kalian baik baik"

"Kamu juga chan, jaga diri baik baik"

"Oke... Aku pergi dulu ya, aku sayang kaliannn"


Remaja tan itupun hilang ditelan mobil besar itu, namun kedua temannya masih sempat tertawa begitu keduanya melihat adegan negosiasi haechan dengan penumpang yang duduk di sisi jendela. Mereka berasumsi bahwa teman lincahnya itu meminta waktu untuk duduk di sisi jendela barang sebentar saja, sekedar untuk melambaikan tangan hingga bus yang ia tumpangi tak lagi berada di terminal itu.

"Dadahhhh... Dadah haechannn"

"...."

"Nanti kita ketemu lagi yaaa.... Dadahhhh"


Dan lambaian tangan itupun terhenti begitu mobil besar tersebut benar benar lenyap dari pandangan mereka.





































MIGNONETTE (KEMBANG DESA) || NOREN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang