Loser 4

45 7 0
                                    

"Kau sedang apa?"

Changbin menyentuh pundak sang istri yang saat ini tengah mengusap lembut perutnya yang mulai membuncit.

"Tidak ada, hanya membayangkan baby"

Changbin terdengar antusias. Dan duduk dihadapan istrinya,.

"Apa ada perkembangan? Apa dia sudah mulai menendang?"

Herin terkekeh melihat suaminya yang sangat bersemangat.

"Belum, baby belum menendang, aku akan memberitahumu jika baby sudah bisa menendang nanti"

Changbin mengangguk, senyuman hangat ia berikan.

"Ah, aku tidak sabar melihat baby nanti"

"Kau sudah menyiapkan nama?"

"Tidak jangan bahas itu, kita bahkan belum tau baby kita ini laki-laki atau perempuan"

"Baiklah, aku harus berangkat. Jaga dirimu"
Herin mengangguk. Memerima kecupan hangat dari sang suami
Dan menatap punggung tegap itu dengan senyuman manisnya.

Ia terkekeh pelan dan kembali mengelus perutnya.

.

.

.

"Aku mau kau fokus!"

Hyunjin mengangguk dan tersenyum kepada sahabatnya itu.

"Terimakasih, Huang"

"Hmmm. Kau hampir mengacaukan pertemuan tadi" Renjun menopang dagunya. Menatap Hyunjin yang terlihat berantakan. Kantung mata yang terlihat Jelas. Apa yang membuat pemuda itu seberantakan ini?

"Mau bercerita?"

Hyunjin menggeleng dan tersenyum lemah. Renjun paham dan segera bangkit. Meninggalkan Hyunjin sendiri di ruangannya.

Renjun menghela nafas, bohong jika dia tidak khawatir pada atasannya itu. Dan bohong bila Renjun tidak menghawatirkan Felix, meskipun ia tidak bisa memandang Felix seperti dulu. Tapi,

Renjun menghela nafas.

mengeluarkan ponselnya.












"Halo, Jeno. Boleh aku menginap?"





LOSER

.

.

"Aku akan memaksa"
Jeongin menatap Felix yang kini tengah berfikir dengan kening berkerut.

"Aku tidak tertarik"

Jeongin merengut.

"Aku hanya ingin melihatmu lebih hidup Felix, Hidupmu terlalu menonton, ayolah~"
Felix tetap menggeleng.

"Aku tidak mau, lagipula aku butuh istirahat. Dan juga, aku tidak tertarik." Felix menjawab seadanya.

"Aku mohon" Jeongin menangkup kedua tangannya.

"Tidak" dan Felix masih menggeleng.

Jeongin menghela nafas. Menelungkupkan wajahnya diatas meja kerjanya. Menatap Felix yang kembali fokus.
Jeongin kan hanya mengajak Felix pergi kencan buta.
Apa salahnya?
Jeongin hanya bosan dengan Felix yang terlihat tidak tertarik menjalin hubungan. Setiap ia mengenalkan laki-laki yang menurut Jeongin tampan maka jawaban yang akan Felix berikan adalah 'Biasa saja' jadi Jeongin sampai bingung. Apa semua laki-laki yang ia kenalkan tidak ada yang tampan sama sekali menurut si Lee Felix ini?

Loser (Changlix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang