Loser 9

53 11 1
                                    

HAPPY READING.
Jangan lupa Vote san Comment yaaaa

.

.

.

"Jadi, bisakah kau memberiku alasan, Kemana saja kau pergi ketika melarikan diri dari kantor?"
Hyunjin menatap Renjun yang saat ini memasang wajah memelasnya.

"Hyunjin, aku janji tidak akan kabur lagi setelah ini. Tolong jangan pecat aku"

"Aku tidak akan memecatmu, aku hanya meminta pembelaanmu"

Renjun mencebik, kemudian mendengus.

"Jujur saja, ketika aku bosan padamu, aku akan keluar, kau sering tidak fokus. Jadi lebih baik aku pergi saja daripada mengurus orang yang tak fokus"

"Padahal aku tak pernah merepotkanmu"

"Sudahlah, aku hanya malas saat kau selalu memikirkan Felix padahal pekerjaanmu sedang menumpuk" itu dulu sebelum Renjun tau keadaan Felix.

"Kenapa? Kau cemburu?"

Renjun gelagapan, kemudian melotot pada Hyunjin yang terkekeh.

"Tidak ya, untuk apa. Kurang kerjaan sekali" Renjun mengibaskan tangannya.

Hyunjin terkekeh.

"Oke, kita lupakan saja. Yang jelas aku minta kau bekerja dengan baik, jika tidak masuk kau harus menghubungiku dulu agar aku tidak kebingungan"

"Kau bingung ketika aku tidak masuk kerja?"

"Astaga Huang, maksudku aku kebingungan dengan jadwalku kalau kau tidak ada, dasar bodoh"

"Enak saja" Renjun tidak terima dikatai bodoh.

"Oke, soal Felix. Aku bingung harus membujuknya lagi, mungkin kau bisa membujuknya Huang. Aku juga akan berusaha, tapi sepertinya sulit, Felix sangat sensitif"

"Maksudmu?"

"Dia bahkan mengatakan kalau kita menganggapnya gila karena akan membawanya menemui Jeno, aku tidak tau harus bagaimana lagi" Hyunjin mengusak surai dark brown-nya kebelakang.

"Aku juga bingung Hyunjin, tapi aku akan berusaha membujuknya"

"Ya, kita harus!"

Renjun mengangguk paham, Dan kemudian Hyunjin menghela nafas kasar.

"Ngomong-ngomong Huang, aku masih marah dengan yang semalam"

"Yang semalam?" Renjun mengangkat sebelah alisnya.

"SUARA LAKNATMU MEMBUATKU MUAL HUANG"

Dan Renjun terbahak setelah itu.

.

.

.

.

Saat ini Renjun keluar untuk mencari makan, pukul 8 malam. Ia pemalas, malas untuk membuat makanan. Jadilah dia hanya bisa keluar Rumah untuk mencari makanan.

Namun, langkahnya terhenti ketika ia melihat seseorang yang akhir-akhir ini membuatnya emosi sedang berada ditepi Jalan, sepertinya ada masalah dengan mobil pria itu.

Dengan langkah lebar, Renjun menghampiri sosok itu dengan tangan mengepal.

"Aku tidak mau tau, cepat jemput aku"

"..."

"Iya, cepat!"

Renjun bisa mendengar pemuda itu mengumpat dan mengerang kesal.

Loser (Changlix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang