Loser 7

36 11 0
                                    

Hyunjin hanya menatap lekat sosok sekertaris yang saat ini duduk di hadapannya.

Renjun tanpa permisi masuk dan duduk di hadapan Hyunjin dengan dalih ingin membicarakan sesuatu yang penting.

Entah apa itu, Hyunjin masih bertanya-tanya.

"Jadi, ada apa sekertaris Huang?" Tanya Hyunjin memulai.
Renjun sendiri terlihat cemas dengan apa yang akan dia sampaikan.

"Bisakah kau membantuku?"

"Apa yang perlu kubantu?"

"Begini, kau tau 'kan kalau Felix tinggal dengan keluarga Seo yang kaya raya itu?" Tanya Renjun.

"Aku juga kaya raya"

"Hyunjinnn. Aku serius, bagaiman bisa Felix tinggal dengan keluarga Seo?" Renjun sedikit gemas, ia ingin berbicara santai dengan Hyunjin bukan sebagai atasan dan bawahan. Melainkan sebagai sahabat.

"Apa Felix tidak memberitahumu?"
Renjun mengggeleng.

"Aku hanya khawatir, dia sedang tidak baik-baik saja. Apa kau menyadarinya?"

"Maksudmu?"

Renjun menghela nafas, Rupanya Hyunjin tidak menyadarinya.

"Mungkin kau tidak sadar, tapi saat pertama kali aku mendatangi apartmentnya aku sudah bisa membedakan jika Felix yang sekarang tidak seperti Felix sahabatku yang dulu"

"Jadi kau tidak menganggap Felix yang sekarang sebagai sahabatmu?"

"Tidak kusangka ternyata kau lamban juga" cibir Renjun.

Alis Hyunjin menukik, kemudian menatap Renjun jengah.

"Dia tidak baik-baik saja Hyunjin, saat aku meraih pergelangan tangannya lengannya sedikit terekpos dan disana ada beberapa sayatan yang bisa kulihat, Felix mungkin tidak sadar dengan lengan bajunya yang sedikit tersingkap, apa kau bisa menangkap ucapanku?"

Tubuh tegap Hyunjin menegang dengan semua ucapan Renjun, Oh Tuhan. Jadi ia melewatkan hal ini. Kenapa ia tak sadar?

"Huang, kau yakin?" Tanya Hyunjin , ia masih berharap bahwa sekertarisnya ini hanya bergurau.

"Aku tidak mungkin berbohong, saat ini Felix butuh dorongan dari kita agar bisa sembuh. Aku juga merasa bersalah, seharusnya aku selalu berada disisinya" Renjun berucap lirih,.

"Dia hidup sendiri di sini, dan dia hanya memiliki kita dulu, kemudian aku pergi, meskipun ada kau, aku yakin kau juga tidak mungkin ada di sekitar Felix setiap saat"

"Kau benar, aku juga merintis usahaku Huang, aku sering meninggalkannya" pembicaraan mereka semakin emosional, saling menyalahkan diri sendiri.

Felix tinggal sendiri di apartmentnya. Dia butuh teman, butuh pendengar. Meskipun tidak harus menemani Felix 7/24, Felix butuh seseorang di dekatnya ketika pemuda itu merasa tidak baik-baik saja.

"Jeno bilang dia depresi, sejauh ini aku masih bisa menebaknya, tapi Jeno juga mengatakan jika Felix bisa saja memiliki gangguan mental lainnya"

"Jeno siapa?"

"Temanku, dia psikiater"

Hyunjin menghela nafas berat, jadi Felixnya sangat menderita? Selain karena si brengsek itu Felixnya juga memiliki penderitaan yang lain, Hyunjin tidak tau harus bagaimana, untuk saat ini. Bagaimanpun caranya ia akan melindungi Felix.

"Kita harus benar-benar memeriksanya. Kau tahu, luka emosional yang mendalam selalu memiliki cara untuk membuat orang terpuruk dan sakit. Dia membutuhkan bantuan dan dukungan dari kita, dari orang-orang terdekatnya"

Loser (Changlix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang