Loser 10

112 15 2
                                    

Update terakhir malam ini.

Jangan lupa Voment
.

.

.

.

Dalam mobil itu hening, tak ada yang memulai, Changbin bersusah payah agar supaya fokus dengan jalanan. Ingat, dia barusaja dihajar oleh Hyunjin.

Felix sendiri menatap keluar Jendela, ia tidak terisak, tapi air matanya terus mengalir.

Ia tidak tau, kenapa ia masih mencintai Changbin. Padahal jelas-jelas lelaki itu sudah menyakitinya berulang kali.

Kemudian Felix dikejutkan dengan tangan besar yang menangkup tangan mungilnya, ia menunduk. Menatap tangannya yang terbungkus tangan Changbin yang kasar.

"Jangan menangis" bisik Changbin. Ia masih fokus pada jalan, keselamatan masih yang utama.

"Hmm" Felix bergumam dan mengusap air matanya, kemudian tangannya ia bawa untuk melingkupi tangan besar Changbin yang masih menggenggam tangannya.

"Aku mencintaimu"

Itu hanya suara batin Felix, ia takut ditolak.

.

.

.

"Changbin" cicit Felix, merasa ujung bajunya ditarik, ia menoleh kepada Felix yang saat ini tengah menatapnya takut-takut.

Melihat itu, hati Changbin gatal. Felix ini benar-benar.

"Ada apa hmm?"

"Biar ku obati luka-lukamu, mmm kau tidak keberatan, kan?" Tanya Felix takut-takut.

Changbin tersenyum tipis.

"Baiklah" tidak ada salahnya bukan?

Felix menarik lengan Changbin menuju kamarnya, mendudukkan Changbin di single sofa yang ada didalam kamar mewah itu. Setelah itu Felix datang dengan membawa kotak p3k.

"Mmm aku akan mengoleskan salep" Felix sedikit membungkuk dihadapan Changbin, Sedikit kesulitan dengan posisi yang kurang tepat.

Changbin diam, memperhatikan Felix yang telaten mengobatinya.

Pemuda ini baik, tapi Changbin selalu menyakitinya.

Changbin meraih tangan Felix yang masih mengolesi salep, dan itu membuat Felix terkesiap. Apa dia melakukan kesalahan?

"Duduklah!" Felix kebingungan, menatap sofa lain yang ada dipojok ruangan.

Changbin bukan orang yang sabar, melihat Felix yang lamban, ia segera menarik pemuda itu hingga Felix jatuh terduduk dipangkuannya.

Felix gugup, ini terlalu dekat.

"Sekarang kau boleh melanjutkan pekerjaanmu"

Felix mengangguk, kemudian melanjutkan pekerjaanya. Membersihkan darah disudut bibir suaminya itu dengan lembut.

Changbin terpaku, terlalu sayang untuk mengalihkan pandangannya dari wajah manis Felix yang begitu dekat.

.

.

"Sudah" ucap Felix dan segera bangkit dari pangkuan Changbin. Ia takut tidak bisa menahan dirinya untuk memeluk Changbin.

Katakan Felix gila, tapi ia menginginkan Changbin.

Changbin ikut bangkit, tersenyum kepada Felix.

"Terimakasih, kalau begitu aku pamit" Felix mengangguk, ia senang. Changbin tidak memarahinya.

Changbin masuk kedalam kamarnya besama sang istri. Ia menyeringai.








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Loser (Changlix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang