Loser 5

42 10 0
                                    

Felix tidak pernah menyangka akan berada dalam situasi seperti ini. Berada di tengah-tengah keluarga yang membuat ia merasa sangat kecil, dia tidak suka menjadi pusat perhatian.

Nyatanya, sekarang tiga orang di hadapannya ini tengah menatap dirinya lekat-lekat.

Felix juga tidak tau, hanya saja, sejak kedatangan Johnny yang notabenya adalah ayah mertuanya yang membuat ia gelisah dan tidak dapat tidur dengan nyenyak.

Kemudian selepas ia menyelesaikan pekerjaannya. Johnny sudah berdiri tegak mengajak Felix untuk ikut, Felix tidak tau akan dibawa kemana. Dan ternyata, disinilah dia berada. Duduk di sebelah Johnny untuk makan malam dengan keluarga Seo, sekali lagi keluarga SEO yang mana disitu ada Changbin dan juga istrinya. Tentu juga ibu dari suaminya itu atau Felix boleh memanggilnya sebagai ibu mertua?

Felix duduk dengan gelisah, tatapan mereka sangat membuat dirinya tak nyaman.

Sedari tadi Changbin menatap tajam padanya, Herin yang menatapnya dengan alis menukik tinggi, terlihat jelas jika perempuan itu terganggu dengan keberadaannya. Juga tatapan Sowon yang tidak ia mengerti.

Sejauh ini hanya Johnny yang mencairkan suasana.

"Namanya Seo Felix, mulai sekarang dia anakku"
Felix tersedak makanannya, Sowon melotot, sedangkan Changbin menggeram dengan tangan mengepal.

Buru-buru Felix meminum air putih di gelasnya dengan rakus. Masih sangat terkejut dengan ucapan Johnny.

"Jhon, apa maksudmu?" Tanya si Nyonya Seo menatap Johnny meminta penjelasan. Bagaimana Sowon tidak heran? suaminya tiba-tiba datang dengan seorang pemuda dan apa tadi, Anak?

"Aku hanya ingin merawat Felix, dia tinggal sendiri di sini, Jadi aku putuskan untuk merawatnya." Ucap Johnny sekenanya.

"Tapi kau tidak membicarakan ini terlebih dahulu denganku John"

"Kau keberatan?"

"Ti-tidak bukan begi-

"Kalau kau keberatan tidak apa-apa, kau tidak perlu menganggapnya anak. Cukup aku saja"

Dan Felix hanya menunduk dalam, Felix benar-benar tidak paham dengan Johnny. Dia juga merasakan tatapan Changbin yang semakin menusuk. Sungguh lebih baik ia tinggal sendiri, berada di sini, pun tidak akan membuatnya senang. Meskipun ada Changbin, tapi disana juga ada Herin yang pastinya yah tidak perlu dijelaskan, yang jelas Felix tidak akan sanggup melihat mereka bersama.

"Dan kenapa harus dia?" Changbin angkat bicara, bahkan Changbin tidak sudi menyebut namanya.

"Felix anak yang baik, kenapa? Kau juga tidak mau menganggapnya sebagai adik? itu hakmu. Yang jelas mulai sekarang dia anakku".

"Tapi ayah, memang ayah tau latar belakang keluarganya, aku hanya takut dia memanfaatkan kebaikan ayah"

Jangan tanya perasaan Felix yang saat ini mendengar suaminya sendiri berkata seperti itu, selalu sakit. Changbin selalu menyakitinya, matanya berembun. Tidak berani bahkan hanya untuk sekedar mengangkat kepalanya.

"Aku tidak pernah main-main Changbin, kau meragukan ayah?"

Changbin berdecak, dan Herin segera menggenggam tangan suaminya itu,.

"Tidak apa-apa sayang, dia terlihat manis, aku yakin dia bisa menjadi adik ipar yang baik, iya kan Felixie?"

Mendapat pertanyaan seperti itu Felix segera mengangkat kepalanya, tersenyum canggung kepada Herin dan mengangguk singkat. Herin tersenyum lebar. Masih menggenggam tangan Changbin yang mengepal dan pemandangan itu kembali melukai hatinya, ia sadar jika Changbin tidak menginginkan keberadaannya disini.

Loser (Changlix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang