Loser 8

49 9 1
                                    

Changbin menatap tajam sosok pemuda yang saat ini tersenyum lebar tanpa merasa bersalah jika kedatangannya yang terlalu pagi amatlah sangat mengganggu.

Bangchan.

Melenggang masuk dan duduk di sofa ruang tamu tanpa perlu repot-repot menunggu si-tuan rumah.

"Kau tidak punya jam di rumah mu?" Tanya Changbin datar. Bangchan terkekeh.

"Punya, aku sengaja datang pagi-pagi kesini"

"Kenapa?"

"Sarapan disini terdengar bagus" Changbin mendengus.

"Dimana Felix?" Pertanyaan Bangchan mendapat tatapan tajam dari Changbin.

"Tidak usah menatapku seperti itu, seperti kau mencintainya saja" ucap Bangchan. Kemudian ia bangkit dan menuju anak tangga, tidak mempedulikan Changbin yang masih menatap kepergiannya dengan tajam.

Bangchan sendiri tidak peduli, dia sudah terlalu biasa dengan sikap menyebalkan Changbin.

Teman berkunjung malah disambut dengan menyebalkan, Bangchan sendiri kadang lupa diri jika dirinya datang dalam waktu atau keadaan yang tidak tepat.

Sebelum mencapai puncak tangga, Bangchan bertemu dengan Herin yang sepertinya akan pergi kedapur. Dan seringai Bangchan bertambah lebar.

"Selamat pagi Nyonya Seo"

Herin tau, itu ejekan. Jadi dia hanya mendengus mencoba menghiraukan si camar itu.

"Senang menjadi bagian dari keluarga Seo?" Bangchan tidak berbalik, justru Herin yang kembali menghadap Bangchan, menatap pemuda itu tak suka.

"Apa maksudmu?"

"Tidak, hanya ingin mengucapkan selamat kepadamu karena sudah berhasil mendapatkan Changbin"
Herin menggeram.

"Aku tidak tau apa yang kau maksud. Tapi terimakasih atas ucapannya" kemudian Herin tersenyum manis yang membuat Bangchan berdecih.

"Kau terlalu polos, sampai tidak mengerti dengan ucapanku" ejek Bangchan.

"Bangchan, kau-"

"Bangchan Hyung" Bangchan menoleh, tersenyum lebar kepada Felix yang sudah berada dihadapannya.

"Selamat pagi manis, ayok kita sarapan" Felix menurut saja ketika Bangchan menarik lengannya untuk turun melewati Herin yang sedang menahan kesal.

Bangchan menyiapkan kursi untuk Felix, seolah-olah itu adalah Rumahnya sendiri. Changbin sendiri dengan wajah masam duduk dihadapan mereka, tak jauh beda dengan Herin yang sedang merengut tak senang.

"Kau harus makan banyak, aku tidak yakin kau menikmati makanmu selama tinggal disini" Bangchan layaknya seorang ibu yang dengan semangat mengambilkan makanan untuk Felix.

"Ini terlalu banyak Hyung"

"Tidak apa-apa, ayo dimakan"

"Sebenarnya yang tuan rumah disini ini siapa?" Sindir Changbin, dan Bangchan menatapnya.

"Tamu adalah raja" Bangchan hanya asal menjawab.

Herin yang bosan, pun mulai bertingkah dan meminta ini itu pada Changbin, Changbin sendiri menurut. Dan Felix cemburu.

Bangchan yang mengerti keadaan hanya bisa tersenyum kepada Felix dan merangkul bahu sempit itu.

"Sebenarnya aku kesini ingin mengantarmu ke tempat kerjamu" ucap Bangchan.

"Benarkah?"

"Iya, aku hanya tidak tega melihatmu menunggu bus di halte setiap hari, padahal sudah Jelas dirumah ini ada yang bekerja disana juga. Tapi tidak apa-apa ada aku yang akan mengantarmu" Bangchan melirik Changbin kemudian menatap Felix lagi.

Loser (Changlix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang