Part 9 : Pernikahan

361 31 1
                                    

__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________

Tak terasa telah tiba hari yang sudah ditunggu-tunggu.

Yap, pernikahan Winter dan Frank akan dilaksanakan beberapa jam lagi.

Kini wajah Winter sudah mulai dipoles dengan make up.

Winter benar-benar merasa nervous sekarang. Padahal saat dia bangun tidur tadi belum merasakan apapun.

Setelah make up selesai, Winter akhirnya memakai gaun pengantin yang kemarin sudah dipilih.

"Sepertinya ini bukan gaun yang aku pilih kemarin?" Ucap Winter pada pelayan yang membantunya memakai gaun tersebut.

"Kami mohon maaf, kami hanya bekerja sesuai perintah Nyonya." Jawab salah satu pelayan dengan sopan.

Winter pun tak mempermasalahkannya. Lagi pula tak ada gunanya ia protes, acara akan segera dimulai.

Dirinya menatap pantulan cermin. Memuji indah gaun yang dipakai. Dia tak pernah menyangka akan menikah dengan sangat cepat.

Padahal dulu dirinya selalu menganggap bahwa pernikahan adalah hal yang sakral dan akan ia lakukan satu kali seumur hidup bersama dengan jodohnya.

Tapi lagi-lagi semua hanya omong kosong lagi.

Entah kenapa semua tekadnya di masa lalu sedikit demi sedikit dilanggarnya sekarang.

"Oh My God, you're so beautiful sist!" Puji Winwin yang baru saja masuk ke ruang make up nya.

Tatapan Winwin benar-benar memuja kali ini, bukan hanya sekedar candaan seperti mereka biasanya.

"Kau sengaja memilih gaun dengan belahan dada rendah, sist?" Bisik Winwin di telinga Winter.

"Aku bersumpah, aku tak memilih gaun ini waktu itu." Jawab Winter panik. Pasalnya dia akan terus digoda Winwin jika seperti ini.

"Baguslah, berarti Tuhan memberkatimu untuk menggoda Ferguson." Balas Winwin hingga Winter tak habis pikir dengan laki-laki itu.

"Tidak, lagi pula kita sudah memiliki perjanjian." Ucap Winter.

"Kita tidak tahu kedepannya bagaimana." Ucap Winwin yang mampu membuat Winter memikirkan hal tersebut.

Dia sebenarnya sudah memiliki rasa pada duda itu, namun ia ragu jika Frank juga mencintainya.

Dari awal Frank juga hanya membutuhkannya sebagai ibu untuk anak-anak bukan untuk dijadikannya istri.

"Mom!"

Tak hanya Winter yang terkejut, namun Winwin pun sama terkejutnya saat suara gadis kecil memanggil ibunya sambil berlari ke arah Winter.

"Fay!" Ucap Winter sambil menangkap gadis kecil itu.

"Mom, you like cinderella." Puji Fay menatap penampilan Winter tanpa berkedip.

"Thank you, lil princess." Ucap Winter sambil mengelus rambut brown Fay yang sudah digelung rapi.

GOOD STEPMOTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang