Part 3 : Pria Itu

591 46 1
                                    

"Winwin, maafkan aku?" sedari tadi Winter tengah meminta maaf pada Winwin karena tadi malam dia menginap di rumah Frank

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Winwin, maafkan aku?" sedari tadi Winter tengah meminta maaf pada Winwin karena tadi malam dia menginap di rumah Frank.

Winwin masih diam dan matanya masih fokus terhadap tablet yang sedang ia pegang.

"Kau sungguh tak memaafkan ku?" kini Winter mencoba memasang mode memelas. Dia juga ingin tahu apakah pertahanan Winwin masih sama seperti sebelumnya atau sekarang sudah bertambah.

"Baiklah kalau kau tak mau memaafkan ku, hari ini aku akan pulang ke Indonesia saja." ucap Winter tentu dia tidak benar-benar akan pulang ke Indonesia. Bahkan liburannya di sini saja belum terlaksana.

"Hey! Kau mau kemana? Kau tak mau menemaniku di sini hah?!" teriak Winwin.

Winter tersenyum namun sebelum berbalik menatap Winwin dia langsung merubah ekspresinya sedikit memelas.

Winwin memberi instruksi agar Winter memeluknya.

Tanpa pikir panjang Winter langsung berhambur memeluk Winwin.

"Dasar adik nakal! Kau membuatku tak bisa tidur semalaman!" ucap Winwin sambil menjitak kepala Winter.

"I'm sorry. Aku hanya menginap di rumah teman dan lupa mencharge ponselku." alasan Winter.

"Sudahlah, lain kali kau menghubungiku lebih awal. Aku hanya takut kau kenapa-napa. Aku sudah berjanji pada mendiang ibumu untuk menjagamu seperti adikku sendiri." ucap Winwin sambil mengelus Winter.

"Iya, aku tau Win. Maafkan aku." ucap Winter.

"Kau masih perawan, kan?" tanya Winwin menggoda.

"Kau gila! Jelas aku masih tersegel!" Winter tak terima.

"Oh syukurlah, Mama Sum putrimu masih perawan." ucap Winwin sambil memejamkan mata dan menyatukan kedua telapak tangannya.

Krrrukkk krruukkkkk

"Duduk sana, aku akan membuatkan mu makanan." ucap Winwin yang mendengar jelas perut Winter yang berbunyi.

"Ah, Winwin kau memang yang terbaik!!!!!!!" puji Winter lalu kemudian duduk di sofa.

Winwin keluar dari ruangannya menuju dapur untuk membuatkan Winter masakan.

Drrt drrt

Tiba-tiba ponsel Winter berdering.

Ternyata sebuah panggilan dari nomor yang tidak dikenal.

Winter sedikit merasa ragu untuk mengangkat panggilan tersebut. Tapi siapa tahu ini adalah panggilan penting. Atau mungkin naskahnya sudah di acc oleh penerbit di Indonesia.

"Halo, dengan siapa?"

[Maaf, mengganggu Nona. Saya Ken, asisten Mr. Franklin]

Winter sedikit terkejut.

GOOD STEPMOTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang