"Aku pulang" ujar Seokjin lirih, ia pulang dalam keadaan lelah dan ya, bayangan Jungkook masih setia menghantuinya menawarkan janji manis yang begitu indah.
Haruskah ia percaya? Percaya pada seseorang yang jelas telah menyakitinya?
Terdengar suara tangis anaknya dari kamar Hoseok dan Seokjin segera menghampirinya. Di sana Hoseok nampak bingung dengan Eunwoo yang menangis sembari menghentak-hentakkan kaki.
"hei Eunwoo kenapa?" Seokjin mendekat dan meraih tubuh Eunwoo ke dalam gendongannya dan dibalas dengan rangkulan erat dari anak itu.
"Bunda hiks, bunda bunda" ujarnya sembari terisak
"syukur kau pulang Nee-san, sepulang dari taman dia mengamuk sambil mencarimu"
"begitukah jagoan? hei Bunda di sini" ujar Seokjin berusaha menenangkan Eunwoo yang masih terisak kecil.
Seokjin pergi menuju balkon dengan Eunwoo yang ada di gendongannya, menyanyikan lagu-lagu kecil sambil mengelus punggungnya. Mendadak ia tersadar segala kesibukannya pada proyek rumah kaca serta urusan Jungkook yang datang dengan tiba-tiba membuat waktunya habis.
Sontak ia merasa bersalah, kini ia bukan seorang lajang ada anaknya yang selalu berharap ia pulang dan mengajaknya bermain tapi ia malah mengabaikan Eunwoo begitu saja.
Eunwoo sudah jauh lebih tenang, anak ini sangat mengingatkannya dengan Jungkook yang mana merupakan ayah kandungnya. Mereka sama-sama tidak ingin merepotkan orang lain, dulu Jungkook tidak akan pernah menceritakan tentang ayahnya kalau tidak di paksa.
Namun ada satu masa di mana mereka berdua sama-sama akan meledak dalam satu waktu, seperti Eunwoo yang menangis keras-keras barusan Jungkook juga pernah melakukan hal yang serupa. Seokjin pernah menjadi saksi bagaimana Jungkook meledak-ledak dalam waktu tertentu.
Bahkan di malam itu, ia merasa Jungkook sangat meledak. Sorotan mata adik kecil manisnya penuh dengan berbagai emosi yang meluap-luap.
Untuk saat ini ia benar-benar tak mau mengingatnya.
Seokji mencium pucuk kepala Eunwoo perlahan setelah memastikan anak itu sudah tertidur pulas. Ia tak tau apa yang akan terjadi setelah ini, hanya saja ia tak akan pernah menyerah untuk anak dalam dekapnya itu.
Anak yang diberikan Tuhan untuknya. Malaikat kecil yang akan menjaganya.
...
Taehyung berlari tergopoh-gopoh menuju unit apartemen Seokjin. Ia sangat kaget ketika Seokjin tadi menelepon memintanya untuk datang. Ia bilang Eunwoo dari tadi menangis sambil menyebut namanya.
Taehyung segera masuk dan langsung mengambil Eunwoo dan menenangkan anak itu.
"aku tidak tau apa maunya Tae, sehabis tidur siang ia menangis sambil menyebut namamu"
Seokjin sendiri heran, tak biasanya Eunwoo menangisi Taehyung sampai segitunya.
"Kangen Daddy hiks, kangen Daddy gapernah pulang" ucapnya sayup-sayup dan Taehyung semakin mempererat pelukannya.
"sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Seokjin pada Hoseok.
"aku juga tidak tau, dia tadi bermain dan ia mendapat kawan baru gadis kecil yang manis. Lalu setelahnya kita pulang dan semua hal terjadi begitu saja"
Seokjin hanya mendesah kecil mendengarnya, ia kemudian mengambil air untuk diberikan pada Eunwoo yang kini sudah tampak tenang walau masih cemberut di pangkuan Taehyung.
Ia membantu Eunwoo minum, ia baru saja menangis heboh dua kali. Kalau anak itu tidak minum bisa-bisa ia akan dehidrasi dan berakhir panas malam nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak, I Love You (Discontinue)
FanfictionTentang semesta yang bersepakat untuk mengantar Seokjin dan Jungkook pulang.