"Seokjin sayang, kita ada tetangga baru. Ada adik kecil lucu, yuk main sama adik" ujar Ibu Seokjin begitu pulang dari kantor.
Setelahnya ibu dan anak itu langsung mengunjungi tetangga baru yang bermukim tepat di sampingnya. Seokjin kecil melihat anak bayi yang sedang tertidur, umurnya sekitar 2 bulan sedangkan ia sendiri kini berumur lima tahun. Ia menatap takjub ketika anak bayi dalam box itu terbangun dan menatap matanya lekat, mata berbinar dan tubuhnya yang montok sukses menawan hati Seokjin.
"adik bayi lucu sekaliii" ujarnya gemas sambil mencoba menoel-noel pipi gembil si bayi.
"namanya Jungkook sayang, nanti sering-sering main sama Jungkook ya" ujar ibu sang bayi.
Seokjin langsung mengangguk antusias mendengar undangan terbuka itu. Seokjin memang dari dulu ingin adik, namun ibunya harus kehilangan rahim saat melahirkan Seokjn. Hal itu pula yang menyebabkan perpisahan ia dan suaminya dulu. Setelah perceraian itu, Ibu Seokjin sama sekali tidak memiliki keinginan untuk menikah lagi dan bertekad untuk bahagia hanya berdua dengan anak sematawayangnya
Jungkook tumbuh menjadi anak yang sangat lucu dengan kedua gigi depannya yang lebih besar dari gigi yang lain, hingga Seokjin menjuluki Jungkook sebagai bayi kelinci. Seokjin sangat sayang pada Jungkook, ia bahkan ikut memandikan Jungkook dan mengganti celananya apabila Jungkook buang air.
Singkatnya ia selalu menyayangi Jungkook seperti adiknya sendiri.
Hal itu berlanjut hingga Jungkook semakin dewasa, namun dalam masa pertumbuhanya ia harus melewati masa krisis yakni hubungan kedua orang tuanya yang retak. Tentu Jungkook menerima imbasnya, tak jarang Jungkook harus menjadi korban pukul ayahnya hingga muncul lebam dan luka di tubuhnya.
Jungkook mulai menerima perlakuan itu di umur yang masih sangat muda dimana teman-temannya berbahagia menjadi seorang remaja yang sibuk berkawan dan menemukan cinta, dirinya malah harus dihadapkan dengan kisah kelam ayah ibunya.
Jungkook tidak menjadi anak nakal karena ia tidak mau berurusan dengan tangan ayahnya, tapi ia tumbuh menjadi anak yang menutup diri terhadap dunia. Ia tidak merugikan orang lain, namun ia merusak dirinya sendiri.
Tapi beruntung bagi Jungkook ia memiliki Seokjin di sisinya. Seorang bidadari yang setidaknya bisa menariknya dari kegelapan yang sama sekali tidak ia harapkan.
"Jungkook sama kakak, sekarang semuanya sudah aman. Tidak ada yang bisa melukai Jungkook lagi"
"kakak gabakal ninggalin Jungkook"
"Jungkook mau apa? kakak pasti kabulin"
Itu yang selalu Seokjin ucapkan ketika Jungkook berlari ke arahnya dengan tubuh yang penuh luka. Setidaknya setelah hari yang berat ia masih mendapati Seokjin di sisinya membersihkan lukanya dengan telaten hingga memeluk Jungkook erat dalam tidur.
Tapi kenyataan kembali menampar Jungkook ketika Seokjin harus pergi ke Busan untuk berkuliah. Pada saat itu Jungkook masih sangat muda dan dalam pikirannya ia harus kehilangan salah satu sandarannya yakni Seokjin.
"Jungkook, kan ada Handphone. kita masih bisa berhubungan, kakak nanti akan kirim pesan dan telepon Jungkook setiap hari"
"tapi kak nanti siapa yang akan menolongku? nanti aku kesepian kak jangan pergi ya kak?" ujar Jungkook sudah berderai air mata, begitu juga Seokjin.
"nanti kan ada ibunya Kakak, nanti kakak juga bakal sering pulang kok. Jungkook cari teman ya? biar bisa ada yang diajak cerita"
"cuma mau kakak"
"Jungkook sayang, ketika kita saling sayang jarak tidak ada artinya. Kamu tunggu kakak pulang ya?" final Seokjin sebelum pergi menaiki keretanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/239914374-288-k627566.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak, I Love You (Discontinue)
FanfictionTentang semesta yang bersepakat untuk mengantar Seokjin dan Jungkook pulang.