Setelah mendapat serangan pertanyaan yang membuatnya tidak bisa lagi menyangkal, Roni kembali fokus dengan pekerjaannya, merapihkan bunga-bunga pesanan. Sadar tidak mendapat respon dari Roni, Reyhan meninggalkannya dan mencari sosok Mamihnya.Reyhan bahkan tidak heran jika Roni berada disana, mereka sering datang kesana untuk menemani Tina. Perempuan paruh baya itu memang sosok ibu yang mudah bergaul dengan anak remaja, sehingga teman-teman Reyhan sangat nyaman berbicara dengan Tina. Kecuali ketika Tina sedang sangat protective kepada bunga-bunganya, ia akan sangat marah kepada siapapun yang merusak koleksinya. Itulah alasan mengapa Reyhan, Amar, dan Roni menghindari melakukan kesalahan kepada bunga-bunganya.
Reyhan pergi ke ruangan Tina, dimana lagi perempuan paruh baya itu jika tidak di luar pasti ia ada di ruangannya.
Ia membuka sedikit pintu, kemudian terlihat Tina sedang duduk di kursinya seraya memegang figura foto mendiang Papih Reyhan. Nampaknya, Tina sedang merindukan suaminya itu.
Reyhan memberanikan diri untuk masuk ke dalam, ia tidak ingin Tina terus-menerus larut dalam kesedihan. Hal itu tidak akan ia biarkan terjadi.
"Mih," panggil Reyhan.
Tina menoleh dan langsung meletakkan kembali figura tersebut di meja kerjanya.
"Ada apa, Rey?"
"Mamih kangen sama Papih?"
"Selalu, Rey," jawab Tina dengan senyum getir.
"Mau jenguk Papih?"
"Gak mungkin Mamih gak mau, Rey."
"Tapi gak mungkin sekarang," sambung Tina.
"Kapanpun Mamih mau kesana, Rey akan temenin," ucap Reyhan.
"Kamu harus fokus sama sekolah kamu. Lagian Mamih bisa kesana sendirian."
"Rey tetap mau ikut, Mih," kukuh Reyhan.
Tina sudah tidak bisa menolak keinginan putra semata wayangnya itu.
"Iya, kapan-kapan kalau waktunya pas, kita kesana."
Reyhan tersenyum senang mendapat izin dari Tina untuk ikut mengunjungi makam Papihnya. Ia selalu berusaha membuat Tina bahagia dan tidak merasa kesepian. Mengingat dulu sang Papih sangat mencintai Mamihnya dan selalu menjaganya, kini kesempatan Reyhan untuk menggantikan sosok Papihnya.
"Rey, Mamih mau tanya sama kamu," ucap Tina tiba-tiba.
"Tanya apa, Mih?"
"Itu, kamu liat Roni di luar?"
"Liat."
"Dia lagi ngapain?"
"Lagi cosplay jadi Mamih," jawab Reyhan asal.
"Ish kamu, Rey! Mamih tanya serius."
"Rey serius, dia lagi pegang-pegang bunga pake apron, trus sok serius gitu, persis kayak Mamih."
"Mamih yang suruh, kan?" tebak Reyhan, Tina mengangguk.
"Tapi Mamih liat ada yang gak beres sama Roni," heran Tina.
"Emang sejak kapan hidup dia rapih, Mih?"
"Hushh! Kamu gak boleh ngomong begitu sama temen sendiri," peringat Tina.
"Lagian Mamih kayak dukun aja."
"Mamih bisa liat, Rey, Roni lagi ada masalah."
Kecurigaan Tina semakin muncul, ia sangat memperhatikan setiap tingkah mereka. Karena Tina sudah menganggap mereka seperti anaknya, jadi sikap keibuannya selalu ia tunjukkan kepada mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/247444488-288-k43932.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA (On Going)
Teen FictionKetika cinta tidak berlandaskan karena Allah. Dan segala hal yang disebut perasaan cinta bukan pada saat yang tepat. Kania Lathifah, perempuan lemah lembut yang berhasil membuat Reyhan jatuh hati. Kania adalah perempuan shalihah yang menjadi dambaan...