Balasan Mengejutkan

18 4 0
                                    

Kania membereskan buku-buku yang ia bawa, menatanya di rak. Anak-anak sudah ada yang sebagian pulang, tetapi ada juga yang masih berada di sekolah untuk membaca buku atau sekadar bermain.

Reyhan melihat Kania sedikit kesulitan untuk menaruh beberapa buku pada rak bagian atas, kakinya sampai berjinjit agar bisa meraihnya. Reyhan mengambil buku yang sedang dipegang Kania, membantunya menaruh disana dengan mudahnya. Kania sedikit terkejut dengan tangan Reyhan yang tiba-tiba.

"Makasih," ucap Kania.

"Terima kasihnya bisa pakai makan siang," balas Reyhan.

Kania tertegun.

"Ada tempat makan dekat toko bunga mamih gue," sambung Reyhan."Itupun kalau lo gak keberatan."

"Gak, aku gak keberatan," ucap Kania cepat.

"Setelah ini kita makan disana," ucap Reyhan seraya tersenyum, kemudian ia mengambil alih buku-buku tersebut, dan menaruhnya di rak.

Kania mengangguk dengan senyum tipis. Ia memandang Reyhan.

"Kania, setelah dari sini mau ikut aku?" tanya Yudha yang datang, membuat pandangan Kania beralih kepada Yudha.

"Kemana, Kak?"

Reyhan melirik mereka.

"Aku mau traktir kamu makan, sebagai ucapan terima kasih udah mau mengajar disini," ucap Yudha.

"Gak bisa!" sentak Reyhan tiba-tiba.

Yudha dan Kania langsung menoleh ke Reyhan.

"Kania mau pergi sama gue," ucap Reyhan tak mau kalah, menatap tajam Yudha.

Yudha melirik Kania, memberi kode untuk menjawab.

"Iya, Kak, aku ada janji sama Rey," tolak Kania tidak enak.

"Oke, lain kali aja kalau begitu," ucap Yudha seraya mengusap belakang lehernya.

Reyhan tersenyum senang, ia berhasil mengalahkan Yudha kali ini.

"Yaudah, aku pulang duluan," pamit Yudha.

"Assalamu'alaikum," ucap Yudha, kemudian berlalu begitu saja.

"Wa'alaikumussalam," balas Kania.

Reyhan mengeluarkan ponselnya dari saku celana, jemarinya lihai memainkan layar, sangat serius. Kemudian ia menyodorkan ponselnya kepada Kania.

"Untuk apa?" tanya Kania bingung.

"Nomor lo, ketik disini," suruh Reyhan.

Kania menurut saja, ia mengetikkan nomor teleponnya. Lalu mengembalikan ponsel Reyhan.

Reyhan tersenyum senang, lalu ia mengetik pesan kepada Kania. Tak lama ponsel Kania bergetar, ia membuka pesan tersebut.

Ini Rey, yang gantengnya gak ada duanya:)

Kania tersenyum melihat pesan yang Reyhan kirimkan.

"Bales dong," pinta Reyhan.

Kania mengetik dengan ragu, menatap Reyhan dengan malu-malu.

Ini Kania, guru cantik^^

Reyhan tertawa pelan setelah membaca balasan pesan Kania, sedangkan Kania menutup matanya, merasa sangat malu dengan apa yang dia lakukan.

***

Reyhan dan Kania tiba di sebuah cafe yang tidak begitu jauh dari toko bunga milik mamihnya, tentunya juga sangat dekat dengan rumah Kania.

RASA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang