Menyenangkan, kamu membuat goresan indah di hatiku.
Membingungkan, perasaan ini bisa dikatakan wajar atau harus dihentikan.
Baru saja Reyhan mendapat panggilan ke ruang guru oleh Pak Rudi. Proposal yang Reyhan dan kedua sahabatnya ajukan mendapat respon yang sangat baik, kepala sekolah menyetujui bahkan memfasilitasi sebuah studio untuk band mereka. Tentu saja ia sangat senang.
Ia segera ingin memberitahu kabar gembira ini kepada Roni dan Amar. Sebelum masuk ke dalam kelas, Reyhan memiliki ide gila, berniat untuk mengerjai kedua sahabatnya itu. Reyhan berdiam sejenak diluar, dirasa ia sudah siap untuk menjalankan idenya itu, ia masuk dengan langkah gontai, mimik wajah yang sedih, seakan telah terjadi sesuatu yang sangat buruk.
Reyhan mengambil duduk disamping Amar, masih dengan raut wajah yang menyedihkan. Amar dan Roni memperhatikan Reyhan dalam tatapan rasa ingin tahu. Tanpa pikir panjang Amar menanyakan perihal sikap Reyhan yang mereka lihat.
"Lo kenapa, Rey?" tanya Amar serius.
"Lo ada masalah?" tanya Roni mulai khawatir.
Reyhan hanya menggeleng pelan, tanpa menjawab.
"Cerita sama kita, lo gak biasanya seperti ini," ungkap Amar. Reyhan memang bukan tipe orang yang selalu bersedih, ia selalu terlihat ceria dan seringkali menyebalkan. Hanya sekali saja saat ia benar-benar terpuruk, yaitu saat papihnya meninggal dunia. Namun, itu tidak berlangsung lama, karena Reyhan adalah anak yang kuat, dan mencoba untuk terlihat baik-baik saja di depan semua orang.
"Ada apa, sih, Rey?" tanya Roni lagi.
"Lo ditolak Kania?" sambungnya. Amar menyikut Roni, memintanya untuk diam. Kali ini mereka sedang tidak bercanda.
"Sorry," ucap Roni.
Reyhan menopang dagunya, kemudian menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Amar dan Roni semakin khawatir kepada Reyhan.
"Pak Rudi bilang...." Reyhan menggantung ucapannya, membuat kedua sahabatnya itu semakin penasaran.
"Band kita," sambungnya.
"Kenapa band kita?" tanya Amar dan Roni bersamaan. Mereka sangat serius ingin mendengarkan cerita Reyhan selanjutnya.
"Sulit," lirih Reyhan.
"Sulit?" tanya Amar dan Roni bersamaan.
"Benar-benar sulit," lirih Reyhan membuang napas lemah. Yang dipikirkan Amar dan Roni hanya satu, band mereka ditolak.
Amar dan Roni tertunduk. Dari kalimat yang keluar dari mulut Reyhan membuat mereka sedih. Reyhan membuka wajahnya, menatap wajah kedua sahabatnya itu. Ia menyengir tak berdosa.
"BAND KITA SULIT DIKALAHKAN!!!" seru Reyhan, membuat Roni dan Amar mengangkat kepalanya seketika, mengerti maksud Reyhan. Ketiganya saling bertatapan, bersorak bahagia dan saling berpelukan. Namun, Amar dan Roni melupakan satu hal mengenai satu sahabatnya itu. Reyhan telah menipu mereka dengan raut wajahnya yang bahkan terlihat menjijikan ketika mereka mengetahuinya.
"Sebentar, muka lo kenapa dikusut-kusutin begitu?" sinis Amar.
"Tau, kayak sampul buku si Maesaroh aja," timpal Roni kesal.
"Muka kalian waktu sedih lucu banget," tawa Reyhan. Ia tidak berhenti tertawa atas keberhasilan rencananya.
"Minta ditanam, nih anak," kesal Roni.
"Mar, gali tanah tiga meter," sambung Roni.
"Sepuluh meter sekalian!" jawab Amar yang juga kesal dikerjai Reyhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA (On Going)
Novela JuvenilKetika cinta tidak berlandaskan karena Allah. Dan segala hal yang disebut perasaan cinta bukan pada saat yang tepat. Kania Lathifah, perempuan lemah lembut yang berhasil membuat Reyhan jatuh hati. Kania adalah perempuan shalihah yang menjadi dambaan...