🌱 Part 07 🌱

8 1 0
                                    

Pagi ini keluarga besar tante Salma telah berkumpul di meja makan untuk sarapan.

"Le, temanmu yang tadi malem kok belum keluar? Ajakin atuh buat sarapan bareng." Tanya tante Salma saat tak melihat batang hidung Naura.

"Astaghfirullah, iya tan alex lupa. Kayaknya dia masih di kamar."

"Loh bukannya bang Alex sendirian kesini ma?" Tanya Jihan memastikan.

"Nggak, dia tadi malem berdua. Sama temannya yang satu kampus dengan kamu. Udah le panggil sana." Alex segera melipir ke lt.2 menuju kamar tamu yang ditempati Naura.

Tokk Tokk Tokk . . .

"Assalamu'alaikum Ra, bangun udah pagi, sarapan dulu yuk udah ditunggu sama yang lain."

Naura kaget mendengar suara ketokan pintu, ia bergegas membenarkan hijabnya dan segera membuka pintu.

"Wa'alaikumussalam, iya kak maaf. Aku kesiangan." Ucapnya pelan.

"Iya gak papa, kamu kecapean mungkin. Btw sholatnya bolong dong? " tanya Alex memastikan

"Nggak kak, alhamdulillah Naura lagi libur.''

"Yaudah buru sana cuci muka abis itu ke bawah ya, sarapan bareng. Ada Jihan juga disana."

Naura hanya mengangguk, dan segera beraih-bersih. Tak enak jika membuat tuan rumah menunggu terlalu lama.

📖📖📖

"Assalamu'alaikum om, tante maaf Naura kelamaan."

"Wa'alaikumussalam, iya santai aja nduk, sok atuh langsung makan aja." Ucap tante Salma mempersilahkan.

Tanpa banyak basa basi, Naura segera bergabung menikmati menu sarapan pagi ini yang lebih dari cukup, Alhamdulillah ucapnya kemudian saat setelah meneguk segelas akhir putih sebagai penutup ritual sarapan pagi ini.

"Nama kamu siapa nduk? Kenal Alek dimana?" Ucap om Irfan membuka pembicaraan sesaat setelah sarapan

"Nama saya Naura om, kenal kak Alex kemaren gak sengaja ketemu di kereta, terus ditawarin ikut deh"

"Wah, baru kenal toh. Ke Jakarta baru pertama kali?"

"Iya om, betul."

"Ok gini nduk, mungkin untuk kali ini kamu sedang beruntung ditolong ponakan om yang sepertinya gak ada niat yang aneh-aneh. Tapi lain kali om ingatkan ke kamu dan juga Jihan, kalau ada orang asing nawarin pertolongan jangan asal diterima, karena kita semua gak tau niat orang lain, bukan?" Naura menggangguk sopan mendengar nasihatnya, diiringi tingkah Jihan yang sudah mengangkat tangan tanda hormat pada papanya.

"Ya sudah kalau gitu papa ke kantor dulu, silahkan kalian lanjutkan sarapannya." Pamitnya kemudian

Setelah sarapan Jihan mengajak Naura ke kamarnya, ia senang sekali saat mengetahui bahwa ada teman cewek satu kampus dengannya.

Naura, dengan kesederhanaan dan sopan santun yang ada pada dirinya, telah membuatnya mudah diterima di keluarga ini. Bahkan tante Salma sangat baik padanya, terlebih saat dia tau bahwa Naura adalah alumni pesantren, ia berharap Naura akan menjadi teman baik putrinya, Jihan.

Begitu pula Jihan, sosok periang, ramah dan rada cerewet telah membuatnya mudah berinteraksi dengan orang baru. Naura bersyukur saat mengetahui sikap Jihan yang sangat terbuka dan mau berteman dengannya, meskipun jika dilihat dari fisik dan penampilannya sungguh Naura jauh berada di bawahnya. Namun lagi-lagi Naura telah beruntung dipertemukan dengan orang-orang baik.

"Ra, kamu udah bawa semua berkas daftar ulangnya."

"Iya udah semua han, tinggal nyerahin doang ke kampus."

"Ih aku belum, bantuin ya." Ucap Jihan kemudian sambil mengangkat dua jarinya, peace.

Naura hanya mengangguk tertawa melihat tingkah laku teman barunya ini.
"Ternyata gak semua orang kota itu sombong ya." Batinnya

Kemudian mereka berdua sibuk mempersiapkan berkas dan barang yang akan dibawanya ke kampus, karena pada akhirnya tante Salma mengijinkan Jihan untuk kos di sekitar kampus bersama Naura.

Saat semua keperluan selesai dipersiapkan, akhirnya keduanya memutuskan menuju balkon untuk sekedar bincang santai dan meneguk segelas Cappucino dingin.

"Eh ternyata ada bang Alex" sapa Jihan saat mengetahui juga ada sepupunya disana.

"Eh kalian, sini gabung." Ucapnya mempersilahkan keduanya, "gimana udah beres semuanya? Jangan sampai ada yang ketinggalan." Lanjutnya.

"Udah dong bang, kan tadi dibantuin Naura juga, jadinya cepat kelar."

"Bagus! Udah dapat kos?"

"Udah dapat dua tempat bang, tapi yang satunya Naura gak setuju soalnya terlalu mewah katanya, ya kan Ra." Tanya Jihan memastikan argumennya, yang hanya di jawab anggukan.

"Sini coba dek, abang liat keduanya."

Setelah melihat fasilitas dan harga yang dibandrol, akhirnya Alex berpendapat kembali.

"Abang si setuju sama Naura, yang satunya kemewahan. Mahasiswa mah harus hidup sederhana, yang penting ada buat tempat istirahat dan nugas mah udah lebih dari cukup."

"Iya siap paduka raja." Ucap Jihan cengengesan.

Kemudian mereka bertiga larut dalam candaan dengan ditemani segelas Cappucino dan Matcha milik Alex

📖📖📖

Jangan lupa pantau terus kisah perjalanan Naura,-
Ambil baiknya, buang buruknya hehe

Mohon koreksinya jika ada salah kata maupun tulisan..

See you!

Untuk ApaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang