Hari Jum'at tiba, Naura dan Jihan sepakat untuk mulai ngekos hari ini. Mereka akan pergi hanya ditemani oleh Alex. Kebetulan kampus Alex searah dengan keduanya.
"De, cepatan abang grab nya udah nunggu di bawah." Teriak Alex dari lantai bawah
"Iya dikit lagi selesai." Ucap Jihan buru-buru mengemas alat make-up nya.
Di bawah sudah ada Naura, Alex dan kedua orang tua Jihan.
"Ra, titip anak tante ya. Ingetin kalau dia kelewat batas. Kalau ada apa-apa kabarin tante aja, anggap tante ini mama kamu sendiri."
"Siap tante, makasih banyak udah baik sama Naura."
Naura dipeluk hangat oleh tante Salma, ia sangat bersyukur anaknya bisa berteman dengan Naura yang baik dan sopan.
Selang waktu kemudian, ketiganya sudah pamit karena sekarang hari Jum'at, mepet dengan waktu sholat
📖📖📖
Selama perjalanan, ketiganya sibuk dengan hp masing-masing. Hingga tanpa sadar abang grab sudah berhenti di depan kos-kosan sesuai detail alamat pada pemesanan.
"Udah sampe mas." Jawab abang grab mengagetkan.
"Oh udah nyampe ya, thanks bang. Udah saya bayar pake ovo ya."
Setelah menurunkan barang bawaan, Alex langsung pamit pulang ke kossan karena udah hampir waktu sholat. Sedangkan Naura dan Jihan sibuk menata kamar kossannya agar terlihat rapi dan nyaman untuk ditempati kedepannya.
"Ra, lapar nggak? Makan dulu yuk!"
"Kan belum mandi, Han. Badan lengket semua."
"Udah ih sana kamu mandi, aku yang pesen goputnya." Naura hanya menggeleng-geleng kepalanya. Sepertinya dia harus beradaptasi dengan gaya hidup baru ini, yang semuanya dapat dikendalikan oleh tangan.
Tak ada aktivitas lain yang terjadi hari ini, hanya beberes, mandi, makan, ibadah, dan rebahan sepanjang hari.
"Gini amat ya di kossan, beda sama di pesantren, bisa leha-leha sesuka hati" Batinnya sambil scrool video edukasi dari yutub.
📖📖📖
"De, lagi dimana? Abang lagi di kampusmu nih abis rapat BEM antar kampus, kali aja kan kangen sama abang biar sekalian nongkrong." Terdengar suara di seberang.
"Serius bang? Asyik makan gratis. Eh tapi aku masih nunggu Naura belum selesai daful."
"Okedeh abang tunggu di depan sekretariat BEM aja."
Jihan menutup telponnya, lalu celingak-celinguk mencari keberadaan temannya.
"Udahan, Ra? Lama amat sih fakultasmu."
"Alhamdulillah baru kelar, ia tuh tadi ada sedikit problem."
"Btw, mukanya jangan ditekuk gitu dong Ra. Ikut aku aja yuk makan sama bang Alex, DITRAKTIR."
Keduanya akhirnya bertemu Alex di kafe yang udah ditentuin. Saat Alex dan Jihan asyik berbagi cerita, Naura melamun memikirkan atribut ospek yang belum lengkap.
"Ada apa sih Ra, mukanya ditekuk mulu perasaan. Lagi sakit ya?"
"Eh gak ada kok Han."
"Ada yang perlu aku bantu nggak, Ra? Ngomong aja. Atau ada atribut ospek kamu yang belum lengkap?" Kini Alex yang mengintograsinya, dan benar saja ia langsung bisa membaca pikiran Naura.
"Hehe iya kak, kemaren aku ketinggalan info. Jadi belum ada persiapan."
"Oh yang itu mah tenang aja bentar ya aku hubungi teman dulu."
Sesaat kemudian ...
"Hallo bro! Bisa bantu gua gak? Butuh selempang nih buat ospek besok lusa, tapi kalau bisa udah jadi ntar malem." Begitulah kira-kira percakapan Alex dengan temannya di telpon.
"Ra, udah kelar ya. Ntar malem tamanku bakalan nganterin ke kossan kalian. Udah lanjut makan aja."
Setelah ritual makan siang selesai, akhirnya ketiganya pamit pulang untuk istirahat.
Sebelum pulang Jihan berbisik pada Alex.
"Bang ngaku deh, lu suka kan sama Naura? Keliatan banget tau." Selidik Jihan melihat kepedulian abangnya yang mulai tak wajar, setau dia kakak sepupunya ini sangat cuek, ketus dan nyebelin.
"Husss apa sih de, udah sana balik ke kossan, istirahat yang banyak." Usirnya kemudian, mencoba mengalihkan pertanyaan sepupunya.
Akhirnya mereka benar-benar berpisah di persimpangan kampus yang berlawanan arah.
📖📖📖
Hi, readers! Makasih udah mau setia dengan cerita Naura. Maap ya kali ini up nya dikit dulu, lagi persiapan kelas HHC nih, do'akan moga sukses ya!
See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Apa
General Fiction"Jika hanya sebab jalanmu lebih lambat dari mereka, telah membuatmu jatuh dan enggan berjuang kembali, maka sungguh engkau telah lupa bersyukur, bersyukur atas apa yang engkau pijaki hari ini karena inilah takdirmu bukan takdir mereka." - Naura Aluf...