pria berjas hitam tak dikenal itu menginjakkan kakinya memasuki rumah, kemudian berbalik menutup rapat pintunya kembali.
dan dalam kesempatan itu juga jeongwoo mengambil gerakan untuk mengintip sebentar.
awalnya pria itu terlihat berdiam diri di depan pintu, seperti sedang melamun memikirkan sesuatu. lalu sedetik setelahnya dengan tak sabaran dia mulai berjalan kearah telepon tua disana, dan memencet tombol-tombol yang tidak jeongwoo mengerti.
"tunggu... dia nelpon? pake itu?" jeongwoo bingung, memangnya benda tua itu masih bisa berfungsi?
dan setelah menguping seluruh pembicaraan pria tersebut dengan orang yang dia telpon, jujur jeongwoo agak sedikit kesulitan untuk mengerti. sebab semua percakapan mereka menggunakan bahasa jepang.
meskipun begitu, jeongwoo untungnya masih bisa menangkap sedikit tentang apa yang pria itu bicarakan. misalnya seperti, 'bawakan barang-barangku' atau sesuatu yang berkaitan. entahlah sisanya tidak terlalu jelas terdengar.
"hm? barang apaan?"
dan tunggu sebentar, setelah dilihat-lihat, sepertinya ada yang terasa familiar dengan pria itu... jeongwoo seperti pernah melihat wajahnya sebelumnya.
tapi dimana?
"ah iya foto tadi!!"
benar, lipatan foto hitam putih yang dia temukan di kamar tadi bersama liontin silver itu. kedua tangan jeongwoo merogoh lipatan foto tadi, dan membukanya...
"beneran mirip anjir!"kedua mata jeongwoo terbuka lebar, dia yakin sekali bahwa keduanya adalah orang yang sama. benar-benar sebuah kebetulan yang aneh.
saat dirinya ingin kembali berniat mengintip pria itu lagi, tangannya malah tidak sengaja terbentur di sofa,
duk!
bunyi benturan itu mengundang atensi pria tersebut, sehingga membuatnya mengakhiri percakapannya di telepon. dan jeongwoo pun mengutuk kecerobohannya sendiri.
"duh bgst lu gabisa diem napa"
sepertinya keberuntungan tak berpihak pada jeongwoo, sekarang sebuah suara langkah kaki mulai terdengar mendekat kearahnya.
jantung jeongwoo ikut berdegup kencang, dia menelan ludahnya kasar.
suara ketukan sepatu itu makin mendekat, dan entah apa yang jeongwoo pikirkan... dirinya malah spontan melompat keluar dari tempat persembunyiannya begitu saja.
karena pikirnya akan memancing suasana yang lebih parah jika pria itu menangkap jeongwoo sedang bersembunyi seperti tadi.
dengan kedua tangan yang diangkat ke udara, jeongwoo berucap pelan, "dengerin gua baik-baik... tolong jangan sakitin gua-"
KAMU SEDANG MEMBACA
When Time Bring Us Alive ; hajeongwoo
Fanfic[ hajeongwoo ; time travel au ] - 64 tahun lalu, rumah peninggalan bibinya, kasus pembununan, serta detektif muda bernama watanabe haruto yang terancan akan terbunuh, dan park jeongwoo yang berdiri di tengah semua kekacauan itu. warning; bxb! sl...