Just a little hope

607 105 6
                                    

Reflek keduanya langsung menatap kaget ke arah sumber suara itu.

Gladys sebenarnya sudah membuntuti keduanya dari tadi.

   "Kok aku nya ditinggalin sih beb?" , tanya Gladys yang langsung duduk di pangkuan Alex dengan nada sok manja.

Melihat pemandangan yang janggal itu Jessica langsung pergi meninggalkan Cafe itu tanpa pamit.

   "Apaan sih Dys?!" , bentak Alex yang membuat seisi Cafe langsung menatap mereka berdua. Tapi ia tak peduli dan segera pergi menyusul Jessica.

Setengah berlari Jessica pergi jauh-jauh dari tempat itu. Menyendiri sangat diperlukannya saat ini. Terlintas di pikirannya untuk pergi ke taman kota. Menenangkan dirinya di sana. Ya. Dia butuh waktu untuk sendiri.

Setelah naik bus sekitar 20 menit akhirnya Jessica tiba di taman kota.

Memang tidak banyak juga yang berlalu lalang. Tapi yang terpenting ia tidak mengenal orang orang di sini.

Jessica memilih untuk duduk di salah satu ayunan. Melampiaskan semua rasa kecewa dan kekesalannya dengan berdiam diri. Sebenarnya ia ingin teriak sekencang-kencangnya, tapi berhubung tidak ada pantai di sekitar sini jadi ia memutuskan untuk menyimpannya dalam diam.

   "Gue harus kuat! Masih banyak cowok! Masih banyak yang lebih dari Alex!" , katanya kemudian.

   "Jes?"

Jessica terkesiap mendapati Alex yang sudah berada di hadapannya. "Ngapain lo di sini?" , tanyanya ketus.

   "Lo harus dengerin penjelasan gue dulu Jes!" , perintah Alex dengan mencengkram tangan Jessica.

   "Sakit! Lepasin!"

   "Gak! Sebelum lo dengerin penjelasan gue!" , Alex makin memperkeras cengkramannya.

   "Sejak kapan lo jadi kasar gini hah?!"

   "Dengerin dulu makanya!"

   "Oke gue dengerin. Lepasin dulu tapi!"

Alex melepaskan cengkramannya. Jessica sempat meringis dan sedikit marah karena lengannya berbekas merah akibat cengkraman Alex.

   "Sorry." , kata Alex.

   "Jadi penjelasan apa yang harus gue denger?"

   "Pertama. Gue gak jadian sama Gladys. Kedua. Gue cuma temenan sama dia dan gak akan lebih. Ketiga...."

   "Ketiga?"

Alex menatap kedua bola mata Jessica dalam. "Gue masih suka sama lo."

Hening. Bahkan Jessica tidak menanggapinya.

Dan tanpa seizin Jessica, Alex langsung menghambur untuk memeluk dirinya.

   "Lepasin kak! Jangan kayak gini!"

Alex tidak peduli malah makin mempererat pelukkannya.

   "KAK!!! LEPASSS!!!!" , teriak Jessica sambil memukuli Alex sekuat yang ia bisa.

   "ALEX!!!" , Jessica mendorong tubuh jangkung itu.

   "Lo gila ya? Bahkan sampe sekarang lo gak ngerti juga? Okelah lo berhasil bikin gue suka sama lo. Tapi apa kurang jelas dengan kehadiran Gladys? Kita gak mungkin jadian karna gue gak mau di cap jad--"

   "Jadi perusak hubungan orang? Egois lo Jes! Bahkan lo gak mikir perasaan gue gimana sekarang."

   "Maksud gu--"

   "Yaudah kalo emang ini mau lo! Anggep aja ini ucapan perpisahan gue yang sebentar lagi mau lulus." , kemudian Alex pergi meninggalkan Jessica.

   "Semoga lo bahagia Lex."

Dan Jessica berjanji setelah hari ini berlalu ia akan melupakan Alexander Nicholas.

***

Tidak terasa satu bulan telah berlalu dengan cepat dan meninggalkan banyak kenangan duka.

Sekarang kelas 12 udah selesai UN dan semenjak kejadian waktu di taman kota itu Jessica tidak pernah berkomunikasi lagi lewat media sosial mana pun.

   "Sedih ya perpisahan sama Alex malah kayak waktu itu. Orang mah hangout , meetup , dinner, lah ini berakhir dengan berantem di taman kota. Miris." , sindir Rossi saat menanyakan tugas kepada Jessica lewat telepon.

   "Udahlah Ros jangan bikin flashback. Mending cari yang baru. Hahaha....."

   "Emang udah bisa move on?"

   "Hmm. Sedikit."

   "Yelah kan masih ada Nathan. Ngomong-ngomong apa kabar tuh si Nathan?"

   "Kabar dia pasti lebih baik dari gue kok Ros."

Flashback....

Saat itu Nathan memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hatinya kepada Jessica di kantin.

   "Jes sebenernya selama 2 tahun ini gue suka sama lo. Tapi gue baru punya keberanian buat ngungkapinnya."

   "Nat. Gue ngehargain perasaan lo. Tapi maaf gue gak bisa ngebales. Bukan gue gak suka sama lo. Ini karena gue gak mau persahabatan kita putus. Gue sayang sama lo karna lo sahabat gue.
Maaf ya Nat. Gue udah nyaman begini sama lo, gue harap lo ngerti."

Mendengar penjelasan Jessica, Nathan menanggapinya dengan sikap dewasa.

   "Oke kalo gitu gue bakal terus jadi sahabat yang akan ngelindungi lo."

   "Makasih Nat. You're the best!" , kata Jessica sambil menaikkan kedua jempol tangannya.

Selanjutnya mereka berdua menghabiskan Bakso yang ditraktir oleh Nathan.

***

Feel the Same (Finish) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang