[19] Detak yang tak Biasa

19 3 0
                                    

╔🌈══════════﷽══════════🌈╗
            اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
╚🌈══════════﷽══════════🌈╝

"Aku sadar tiada cinta yang tulus selain cinta Allah pada hamba-Nya, tiada harapan yang tiada akan pernah mengecewakan selain berharap pada-Nya. Aku yakin setiap yang terjadi sudah diatur sedia kala, maka aku yakin detak ini tidak salah jika ada Dia yang selalu bersama."

> BJLJ  <

BAGAS, menatap heran ketiga sahabatnya yang mendadak bisu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAGAS, menatap heran ketiga sahabatnya yang mendadak bisu. Lima belas menit yang lalu dia sempat terkesima kegirangan lantaran sahabat Bucin yang pernah hilang kontak itu sebelum akhirnya turut membisu, diam karena terpaksa, sangat hanya bola matanya saja yang terus bergerak ke sana ke mari. Jujur ini bukan Bagas si biang kerok, sekarang dia hanya mampu mengamati Fatih yang kembali menampakkan diri dan duduk anteng di antara Ratna dan Saskia. Sebentar lagi kelas di mulai, namun ketiganya masih nyaman dalam posisi yang sama. Ingin rasanya Bagas memekikkan kata-kata kasar jika saja pelototan Ratna tidak berhasil mencegahnya.

Bahkan sampai kelas selesai pun tak satu pun ada yang bersuara, hanya berbicara seperlunya saja itu pun sangat ngirit. Pergerakan mereka seperti sangat terbatas. Bagas jadi gemas sendiri, mulutnya sudah gatal ingin bicara.

"Kalian──"

"Lo mau langsung ke RS, Sas?" potong Ratna. Saskia mengangguk juga Fatih.

Bagas mengangkat satu alisnya, "Ngapain?"

Ketiga remaja itu pun menoleh sekilas, "Jenguk Savina," balas Saskia.

"Ya udah langsung aja kalo gitu," sambung Fatih.

Ratna menggeleng, "Eummm... kalian duluan aja gimana? Gue ada urusan bentar nih."

Saskia mengangguk. "Nanti gue nyusul kok," lanjut Ratna menepuk pelan bahu Saskia sebelum pergi membuat gadis itu menerbitkan senyum.

"Lo mau ikut?" Pertanyaan Saskia membuat Fatih menghentikan langkah dan menatap Bagas yang tak kunjung bersuara.

Fatih melirik Bagas menyelidik, memerhatikan lamat-lamat gelagat cowok itu yang merasa tidak nyaman.

"Emang Savina kenapa sih?" putus Bagas  kemudian.

Saksia juga Fatih mendesah pelan, "Dia kecelakaan." Raut wajah sendu kembali Saskia tunjukkan.

Bintang Jatuh di Langit JogjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang