[20] Pangeran tanpa Kuda

16 3 0
                                    

╔🌈══════════﷽══════════🌈╗
            اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
╚🌈══════════﷽══════════🌈╝

"Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala (dunia) itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala (akhirat) itu, dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur."

> BJLJ  <

> BJLJ  <

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









MENGETAHUI, kondisi Savina yang cukup parah bahkan sampai koma beberapa hari membuat seorang M. Elfian Fatih gelisah tak berkesudahan. Dia yakin, sangat jikalau kecelakaan itu secara tidak langsung diakibatkan olehnya. Andaikan, Savina tidak memergokinya, dan andaikan Fatih tidak datang menemui pastilah kejadian buruk ini tidak mungkin terjadi. Itulah yang terus menghantui pikiran lelaki itu. 

Namun, Fatih masih punya iman. Tidak baik jika terus berandai-andai karena itu sama saja kita sebagai manusia tidak mau menerima takdir Tuhan. Fatih percaya, semua itu sudah digariskan dan semua yang terjadi adalah atas izin Allah. Beruntung Dia masih mengizinkan gadisnya untuk kembali melihat dunia, tidak tahu apa yang terjadi setelahnya jikalau Savina tidak selamat hari itu. Dan Fatih patut bersyukur.

"Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala (dunia) itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala (akhirat) itu, dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 145)

Dengan kondisi otak yang sudah seperti benang ruwet, mampu membuat tidurnya tak nyenyak bahkan hari-harinya dipenuhi dengan rasa bersalah. Untuk itu, di sinilah Fatih sekarang, bersama dengan Saskia yang tampak berdiri canggung. Pasalnya, hal ini adalah pertama kalinya bagi gadis itu pergi berdua dengan laki-laki selain keluarganya, apalagi dia sosok laki-laki yang jujur Saskia kagumi diam-diam.

Fatih mengangkat pergelangan tangannya, menatap arloji yang menunjukkan pukul 08:06 waktu setempat. "Empat belas menit lagi kereta kita datang," tukasnya yang dijawab anggukan kepala oleh Saksia.

Sesuai rencana, Fatih tidak ingin terus-terusan larut dalam rasa bersalah. Dia pun akhirnya memutuskan untuk pergi menuju tempat kelahiran Savina sebagai bentuk menebus kesalahannya dengan   membawa orang tua gadis itu dibantu Saskia yang ikut andil. Karena tidak mungkin membiarkan orang tua Savina pergi sendiri ke jogja; di sisi mereka tau Savina bukanlah berasal dari kalangan orang berada.

Bintang Jatuh di Langit JogjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang