Chapter 01

6.7K 957 119
                                    

Dengan kaki goyah dan jantung yang berdebar kencang, aku bangkit dari tempat tidur dengan selimut yang melilit di tubuhku.

Aku melihat sekeliling ruangan dan jujur saja aku tidak tahu bagaimana harus bereaksi.

Anjing yang tadi menggangguku sekarang berdiri di samping kakiku sambil mengibaskan ekornya dan dia menjulurkan lidahnya sambil melihatku dengan mata berbinar.

Tangisan bayi di kamar sebelah sekarang terdengar lebih nyaring dan itu menciptakan rasa sakit di kepalaku. Aku masih mencoba untuk memproses apa yang terjadi di sekitarku.

"Honey, Jamie pasti lapar." Wanita yang ada di kamar mandi berteriak.

Setelah itu, aku menoleh ke samping dengan mulut sedikit terbuka dan mata melebar saat aku masih mendengar pancuran air yang menyala.

"Kamu harus bangun dari tempat tidur. Ini bukan waktunya untuk bermalas-malasan." Wanita yang beberapa waktu lalu mencium punggungku tertawa di akhir kalimat yang keluar dari mulutnya. aku sedikit mengernyit begitu mendengarnya.

Namun, aku tidak akan terus berdiri di sana. Aku harus berpakaian. Aku perlu menutupi tubuhku karena ada seorang anak yang tinggal di rumah itu.

Seorang anak!

Ya Tuhan, apa yang terjadi?

Aku kemudian mencari pakaian yang bersih, karena aku tidak mau memakai pakaian yang berserakan di lantai.

Aku membuka pintu lemari dan aku menemukan celana olahraga yang cocok untukku serta T-shirt band rock ukuran besar, pakaian dalam, dan sepatu kets sederhana dengan merek yang tidak aku kenal.

Tangisan bayi itu berangsur-angsur mereda dan untuk itu aku berterima kasih kepada tuhan. aku berharap anak itu tertidur.

Aku juga mendengar wanita berbibir tebal itu sepertinya telah mematikan shower, karena suara air yang mengenai lantai telah menghilang, jadi aku terburu-buru untuk menyelesaikan berpakaian untuk menghilang dari rumah itu sebelum wanita itu meninggalkan kamar mandi.

Untungnya, aku berpakaian cukup cepat untuk meninggalkan kamar dan aku menemukan diriku sekarang berada di lorong rumah itu.

Ini adalah rumah dua lantai yang terlihat terlalu kecil untuk jumlah orang yang menghuninya.

Dengan langkah hati-hati sambil berjingkat-jingkat, aku berjalan menjauh dari kamar sambil melihat sekeliling dengan rasa ketakutan karena jujur saja aku khawatir bisa saja tiba-tiba ada seseorang melompat ke arahku.

Atau bisa jadi aku sedang berada didalam acara reality show yang terdapat kamera dimana-mana.

Karena aku paranoid, Aku melihat sekeliling untuk mencari letak kamera yang mungkin sedang mengawasiku.

"Tunjukkan wajahmu bajingan!" Aku mencoba mencari ke setiap sudut seperti orang gila, tetapi tidak ada yang terjadi.

Tidak ada yang muncul dari balik tirai atau dari salah satu kamar lain yang ada di lantai dua.

"Aku tahu kau ada di sana!" Aku mengambil risiko lagi, tetapi akhirnya mendengus frustrasi ketika tidak ada apapun yang terjadi.

Aku lantas mengambil beberapa langkah lebih hati-hati untuk menghindari derit lantai, dan segera setelah aku berada di dekat tangga, disana ada banyak mainan yang berceceran di lantai, Lalu tiba-tiba aku mendengar satu gerakan di salah satu ruangan sehingga aku dengan cepat menoleh dengan waspada ke arah pintu. Dan,

"Mommy?" Seorang gadis berusia sekitar empat tahun memanggil dan menatapku.

Dia menggosok satu matanya sementara tangannya yang lain sedang membelai wajah bayi yang tertidur lelap di boksnya.

NOT BAD, BUT NOT GOOD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang