Chapter 09

3.2K 432 47
                                    

Aku tersenyum dengan malu saat berada di depan wanita bernama Laura yang merupakan Ibu Lisa yang kini sedang memeluk dan memanjakan Jamie dengan elusan lembut di rambut dan ciuman manis di pipi gemuknya.

Lily juga terlihat manja bersama dengan kakeknya, Marco. yang baru saja mengangkat tubuh Lily ke atas setelah itu menggelitiki pinggangnya.

"Jennie, sayangku! Bagaimana kabarmu?" Laura datang menemuiku, lalu dia menarikku ke dalam pelukannya yang erat. Wanita yang usianya sekitar 40 tahun itu melingkari tubuhku dengan lengannya yang mengenakan baju rajut yang terasa nyaman di kulitku.

"Emm, aku baik-baik saja." Jawabku sedikit gugup, karena aku benar-benar tidak menyangka akan mendapatkan kasih sayang ini. Sudah lama aku tidak dipeluk seperti itu.

"Bagus kalau begitu! Dan bagaimana kabarmu, Jamie kecil? kamu selalu tertawa seperti biasa kan?"

"Da-da-da!" Jamie menatapku sambil meletakkan tangan di mulutnya seolah-olah dia sedang menggodaku. Jari-jarinya nampak sudah penuh dengan air liur dan dia tersenyum sambil menggumamkan bahasanya sendiri.

"Jamie sudah bisa berdiri, Nenek." kata Lily masih berada di pangkuan Marco.

"Jamie sudah bisa berdiri?"

"Iya Nenek! Dan dia sepertinya sudah mengerti apa yang Mommynie bicarakan, karena kemarin dia bisa marah dan bisa tersenyum saat di tanya oleh Mommynie."

"Du-du-du."

"Lily benar." Lisa ikut berbicara. "Jamie anak yang sangat cerdas dan dia akan segera berlarian di sekitar rumah."

"Aku tidak sabar untuk melihat itu." Marco ikut berkomentar dengan senyuman bangga di wajahnya.

"Tapi aku ragu Jamie akan mengalahkan Kuma yang larinya lebih cepat darinya." Aku mencoba untuk menggoda bayi nakal itu dan tiba-tiba dia melepaskan tangan dari mulutnya dan seketika wajahnya berubah menjadi serius.

"Naaaa!" Bayi itu berteriak dengan marah, lalu dia melemparkan tubuhnya ke arahku dan Jamie langsung menangkup wajahku dengan tangannya yang basah oleh air liur.

Aku mengerutkan hidungku ketika tangannya yang gemuk mencubit pipiku. Bayi ini benar-benar nakal!

"Lily Benarkan... Jamie bisa mengerti omongan kita." Lily berbicara sambil melihat Jamie yang sekarang melingkarkan tangannya di leherku.

"Nenek yakin, Jamie sudah mengerti apa yang kita bicarakan, karena seperti yang dibilang oleh Lisa, Jamie adalah anak yang cerdas." Mendengar pujian Neneknya, Jamie menggenggam rambutku dan menariknya ke bawah lalu tertawa dengan sangat gembira.

"Cerdas sampai-sampai mendapat predikat sebagai bayi penyiksa yang membodohi semua orang dengan pipi bulat dan mata besarnya." Kataku sambil meringis dan semua orang tertawa.

"Ibu, bisakah kami meninggalkan anak-anak di sini? Karena kami harus pergi sebentar ke minimarket lalu pulang kerumah untuk meninggalkan bahan makanan dan setelah itu kami akan kembali lagi kesini."

"Tentu saja kalian bisa. Akan sangat menyenangkan memiliki anak-anak di sini. Apa mereka sudah makan siang?"

"Sudah bu, mereka makan banyak, tapi aku yakin Jamie sebentar lagi akan meminta botol susu, karena dia cepat lapar."

"Baiklah, nanti ibu akan memberinya sebotol susu hangat dan untuk Lily," Laura menatap Lily. "Nenek akan membuat kue coklat untukmu. apa kamu menyukainya?"

"Lily suka kue coklat. Lily ingin kue coklat yang banyak!" Gadis kecil itu berseru dengan sangat bersemangat.

"Lihat betapa senangnya mereka disini." Laura menoleh pada Lisa sambil tersenyum.

NOT BAD, BUT NOT GOOD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang