Aku bisa merasakan jika Lisa tengah menatapku. Dan dari ekspresinya, dia seperti menyadari jika ada sesuatu yang salah dengan Jennie yang dia kenal.
Tapi aku tidak peduli jika dia merindukan Jennie yang itu.
Saat ini, satu-satunya yang aku inginkan adalah kembali ke kehidupan lamaku, dimana aku tidak menjadi milik keluarga manapun, tidak memiliki anak, tidak memiliki Istri dan tidak memiliki anjing yang meneteskan air liur, dan satu lagi yang terpenting, tidak memiliki pekerjaan yang menungguku.
"Mommynie, apa yang akan mommy masak untuk sarapan hari ini?" Lily menatapku dengan mata coklatnya.
Sepertinya Jennie yang hidup disini pintar memasak. Sementara aku bahkan tidak tahu cara membuat pancake atau telur goreng.
"Apa kamu akan terus minum kopi sambil memikirkan apa yang akan kamu buat untuk sarapan?" Lisa menegurku dengan sopan sambil tersenyum pada gadis kecil yang ada di sampingnya.
Aku masih menyesap kopi yang Lisa berikan kepadaku sambil tenggelam dalam pikiranku sendiri.
Mata Lisa masih menatapku seperti elang yang mengawasi setiap gerakan bibirku di atas cangkir.
Aku memutuskan untuk mengabaikan perasaan tidak nyaman yang aku rasakan sambil berpura-pura untuk tidak melihatnya.
"Mommyli, Kenapa Mommynie diam saja? Lily sudah lapar." gadis kecil itu menatapku, lalu menatap Lisa dengan bingung.
"Hmm... Oke, baik, baik." Wanita bermata hazel sepertinya menyerah. "Jennie, Apa yang akan kamu buat untuk sarapan?" Dia sekali lagi bertanya dengan sungguh-sungguh.
"Aku tidak bisa memasak ..." kataku sambil mengangkat bahu lalu menyesap kopiku lagi.
Lisa dengan praktis melebarkan matanya, sementara mulutnya menganga dan alisnya berkerut.
Aku kira dia akan marah, tapi justru sebaliknya, wanita itu hanya tersenyum dengan pipinya yang mengembang. Matanya hazelnya sedikit terkulai dan sedikit-demi sedikit giginya yang rapi muncul untuk menghiasi wajah yang bisa aku katakan, terlihat kekanak-kanakan.
"Mommynie pasti bercanda." Kata Lily sambil menyilangkan tangannya seperti orang dewasa. "Lily sangat suka makanan buatan Mommynie, ingat?"
"Bagaimana jika Mommynie lupa?" Lisa bertanya dengan polos pada gadis kecilnya.
Dan dengan itu, aku mengerti mengapa Lisa tidak terkejut ketika aku mengatakan jika aku tidak bisa memasak. Dia pikir mungkin aku sedang bercanda atau berbohong untuk menghindari permintaan Lily.
Benar-benar idiot!
Jadi, Aku "menikah" dengan seorang idiot?
"Tidak mungkin lupa..." Kata Lily dengan alis berkerut untuk menunjukkan keseriusannya. "Mommynie pasti tahu caranya, karena Mommynie adalah Master Chef!"
"Master Chef?!" Wanita yang menyebut dirinya sebagai istriku langsung tertawa keras.
Aku menatapnya dengan aneh. Begitupun dengan bayi yang duduk di pangkuannya yang juga menurutku aneh karena mulutnya sesekali mengeluarkan kata tidak jelas lalu tertawa dan bertepuk tangan sambil meneteskan air liur.
"Kata siapa Mommynie seorang Masterchef Lily?" Lisa masih tertawa dengan bayinya.
Namun tawanya seketika berhenti,"Bau apa ini?" Hidung Lisa mengendus-endus. "Ya Tuhan, Jamie, kamu bau sekali... Apa yang kamu makan sayang? Ubi rebus?"
Aku mencoba untuk menyembunyikan ekspresi jijikku karena bau itu benar-benar tak tertahankan. sementara Jamie kecil tertawa sambil menggigit jari telunjuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT BAD, BUT NOT GOOD
Romance"Kehidupan yang lebih baik." Jennie berbisik pada dirinya sendiri, lantas Wanita itu menjatuhkan koin ke dalam air mancur yang sangat jernih. Hanya itu yang dia minta. "Kehidupan yang lebih baik." Namun, Jennie tidak tahu jika takdir akan membali...