Chapter 07

2.9K 482 102
                                    

Keesokan paginya, aku dengan malas membuka mata dan menatap langit-langit berwarna putih di atasku. 

Warnanya benar-benar berbeda dari tempat tinggalku sebelumnya karena seperti yang aku lihat, aku masih terjebak dalam kehidupan paralel yang mengerikan ini, dan aku tidak memiliki prospek untuk keluar dari sana.

Aku mendengus kesal.
 
Bagaimana cara agar aku bisa keluar dari sini jika tidak ada satupun upayaku yang membuahkan hasil positif?
 
Ya Tuhan...
 
Padahal aku sudah membantu wanita tua menyeberangi jalan. Walaupun aku memaksanya.
 
Sedikit terganggu, aku menoleh ke samping dan, pada saat yang sama, mataku melebar ketakutan ketika aku melihat mata hazel Lisa tengah mengawasiku.
 
Karena malu, aku membuang muka dan kembali menatap langit-langit.
 
"Apa yang kamu lihat?" Aku bertanya, tetapi aku tidak menerima jawaban apa pun darinya.
 
Aku hanya merasakan tangan Lisa menyelinap di bawah selimut lalu  beristirahat di atas perutku yang masih tertutup oleh piyama.

Aku secara naluriah terkesiap dengan gerakannya, dan bukannya menyingkir  dia justru mulai menyelinap ke dalam untuk membiarkan jari-jarinya menelusuri jalan kulitku.

Saat disentuhnya, aku merasakan setiap bagian tubuhku seketika menggigil.
 
Kemudian Lisa menarik diri dan aku berterima kasih kepada langit untuk itu.
 
Aku tidak akan jatuh ke dalam godaannya.
 
Mungkin Lisa kembali tidur karena saat ini masih sangat pagi dan dia tidak biasa bangun sepagi ini. 

Aku berharap itu, tapi ternyata dugaanku salah karena detik berikutnya, wanita yang mengaku sebagai Istriku masuk ke dalam selimut lalu jari-jari panjangnya dengan lembut mendorong piyamaku ke atas.

Pupil mataku sudah sangat melebar karena posisinya kini berada di antara ke dua kakiku. 

Aku merasakan sentuhan nafasnya di kulitku dan sekali lagi perutku berkontraksi.
 
"Lisa." Suara itu seharusnya menjadi peringatan agar dia berhenti, tapi suaraku mengkhianatiku seolah memintanya untuk melanjutkan.
 
Dan aku bisa merasakan senyuman di wajah Lisa yang sedang berada di atas perutku.

Setiap kecupan yang dia tinggalkan seperti kejutan besar bagi tubuhku. 

Tangan wanita itu mencengkeram pinggangku dan aku diam-diam berharap dia akan menarikku lebih dekat ke wajahnya.

Aku merasakan gigi dan bibirnya yang tebal dan lembut mulai bergerak ke bawah, dan

Ahhhh!

Aku menahan eranganku saat Lisa dengan lembut menggigit perut bagian bawahku.

Aku sudah tidak memperdulikan pikiranku lagi, aku menginginkan lebih.

Aku benar-benar menginginkan lebih.
 
Aku memegangi seprai agar aku tidak menjambak rambutnya untuk memintanya menurunkan ciumannya kebawah.
 
Tolong, Lisa, cium aku lagi... cium aku lebih jauh ke bawah!
 
Bibirku sakit karena upaya yang aku lakukan untuk menyimpan kata-kata itu di mulutku.
 
Namun, seolah mendengarkan pikiranku, jari-jari Lisa memutuskan untuk menarik celana piyama dan celana dalamku kebawah dan lidahnya perlahan menelusuri jalan menuju ke bagian tubuhku yang paling sensitif.

Aku merasa tubuhku mendidih dan terbakar seperti selembar kertas yang terkena api.
 
"Mommy!" Suara Lily tiba-tiba bergema di lorong dan itu membuat Lisa segera keluar dari bawah selimut untuk berbaring di posisi seperti sebelumnya. 

Aku masih benar-benat terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.

Nafasku masih terengah-engah.

Tatapan mataku masih menatap langit-langit yang ada di atas kepalaku. 

"Lily ingin pipis Mommy, tolong..."
 
"Iya, sayang, Mommy datang."  kata Lisa dan segera turun dari tempat tidur. 

Aku bisa mendengar wanita itu mendengus sedikit frustrasi, tetapi dia sudah mengenakan sandal untuk mengurus putrinya.
 
Sebelum Lisa meninggalkan ruangan, dia melihat jauh ke dalam mataku lalu wajahnya mendekatiku,

NOT BAD, BUT NOT GOOD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang