Prologe

13.9K 1.1K 140
                                    

Berlari melewati taman mansion tempat diadakannya pesta, aku merasa seperti roh yang bebas dari segala beban hidup.

Aku juga merasa seperti seseorang yang dapat menaklukkan apapun dan memiliki semua yang aku inginkan.

Dari kejauhan aku bisa melihat lampu-lampu rumah nampak seperti titik-titik kecil yang menghiasi dan menerangi malam kota Busan. Sinarnya seperti membawa rasa pencapaian dan seolah memberi tahu padaku jika segala sesuatu dapat di capai dengan mudah.

Dengan senyum di wajahku dan dengan tangan terbuka, aku merasakan angin menerpa tubuhku. Kakiku yang memakai sepatu kets putih All star bertemu dengan jalanan yang diaspal dengan baik dan sesekali aku mendengar suara gesekan batu-batu kecil di jalan.

Aku tahu jika setiap sel di tubuhku sedang dalam keadaan mabuk karena aku bisa merasakan tubuhku panas dan penglihatanku agak kabur. Namun, terlepas dari alkohol yang mengalir dalam darahku, aku masih memiliki sedikit kesadaran.

Namaku Jennie Kim. lahir di kota kecil bernama Gyeryong dan bisa dibilang aku memiliki kehidupan yang buruk karena sejauh ini, kehidupanku tidak pernah ada perubahan dan benar-benar terasa menyebalkan.

Semua pekerjaan yang aku kerjakan dalam hidupku selalu memberikan bayaran yang buruk padaku akibat tingkat pendidikanku yang rendah.

Aku hanya menyelesaikan sekolah menengah atas. Walaupun sebenarnya aku sempat masuk ke universitas, tetapi itu hanya beberapa bulan karena aku segera dikeluarkan lantaran masalah biaya.

Lalu beberapa bulan yang lalu ditempat kerjaku, aku memiliki bos yang sangat kejam karena dia terus membuatku bekerja tanpa henti, tanpa istirahat makan siang, apalagi libur di akhir pekan. Sehingga aku memutuskan untuk keluar dari tempat itu.

Dan seolah-olah semua situasi menyedihkan itu belum cukup, aku masih berhutang tiga bulan sewa di apartementku yang kecil, mungil, dan jelek. Bukan satu, atau dua, tapi tiga bulan aku belum membayar uang sewa!

Aku masih jadi pengangguran dan tanpa rencana masa depan untuk bekerja. Dan kemungkinan besar hutang uang sewa tiga bulan itu akan berubah menjadi empat bulan. Karena, jujur ​​saja, aku benci bekerja.

Bahkan jika aku menemukan pekerjaan, pada akhirnya uang yang aku dapat akan segera aku bawa ke toko pakaian wanita, terutama jika aku menemukan sepasang sepatu atau setelan baju yang aku sukai sedang ada potongan harga.

Aku masih ingat dengan jelas ketika berusia dua belas tahun, aku bekerja sebagai pengantar bunga di komplek perumahan yang didekorasi dengan indah. Ada garasi dengan mobil-mobil mahal, ada taman luas yang di tumbuhi bunga berwarna-warni, dan ada orang-orang yang berpakaian dengan sangat bagus.

Seiring berjalannya waktu, pemandangan mewah yang saat itu sering aku amati dan tidak dapat aku jangkau mulai menjadi bagian dari mimpi indahku.

Sejujurnya, aku adalah seorang wanita pemimpi. Aku sangat ingin berkeliling dunia untuk melihat setiap sudutnya. Aku ingin pergi ke Australia, Belgia, Amerika Serikat, Belanda, Paris ... Aku ingin memiliki buku perjalanan di mana aku bisa menyimpan semua kenanganku.

Aku benar-benar berharap bisa mempunyai cukup uang untuk tinggal di hotel mewah dan menyaksikan matahari terbenam sambil menyeruput segelas sampanye di balkon yang menghadap ke laut. Itu adalah apa yang selalu aku inginkan sejak aku masih kecil.

Menjadi orang yang cukup kaya tanpa perlu khawatir dengan pengeluaran.

Disisi lain, aku tidak memimpikan cinta seperti yang dilakukan kebanyakan orang, aku juga tidak memiliki profesi impian, lagi pula aku tidak memiliki bakat untuk apapun.

Aku hanya ingin kekayaan, status, kekuasaan, dan stabilitas ekonomi.

Aku terkadang menjalani kehidupan yang sama seperti apa yang aku temukan di pesta mewah yang baru saja aku lewati, dimana aku pulang kerumah seorang Wanita kaya yang dengannya aku hanya menghabiskan satu malam dan menikmati setiap menit kemewahan yang ditawarkan di rumah besar itu.

NOT BAD, BUT NOT GOOD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang