Lisa berdiri di tengah ruangan untuk menungguku berbicara. dia pasti ingin membahas tentang perilaku anehku yang telah terjadi beberapa hari terakhir.
Aku benar-benar ingin berbalik untuk pergi ke bawah dan berpura-pura sibuk mengerjakan pekerjaan rumah.
Aku tidak ingin membahas hubungan kami yang sama sekali tidak aku mengerti.
Aku takut pada apa yang akan dilakukan wanita yang mengaku sebagai Istriku jika dia tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Bayangkan saja jika aku membuka mulutku untuk mengatakan bahwa ini bukan kehidupan nyataku.
Bayangkan saja jika aku mengatakan bahwa dalam beberapa hari, bulan atau tahun, keluarga yang dibentuk oleh alam semesta yang membenciku ini akan terhapus dan akan menghilang seperti abu yang ditiup angin laut.
Setelah mendengar itu, Kemungkinan Lisa akan mengirimku ke rumah sakit jiwa, dan aku sangat takut pergi ke sana.
"Jennie." Dia mulai berbicara saat aku akan berbalik.
Aku melebarkan mataku dengan ketakutan dan seketika tubuhku berhenti bergerak.
Lisa menghela napas untuk mengeluarkan udara yang tertahan dari paru-parunya, lalu dia memberi isyarat padaku untuk mendekat.
"Kemarilah."
Butuh beberapa saat untuk melakukan apa yang dia minta, karena bagaimanapun, aku tidak mengenal Lisa dan aku tidak tahu apakah aku bisa mempercayai wanita yang ada di depanku itu.
Dengan langkah lambat dan sulit, aku mendekati Lisa untuk berada tepat di depannya.
Perbedaan tinggi badan kami cukup banyak sehingga aku harus sedikit mengangkat daguku.
Wajah Lisa tampak lelah, mata hazelnya terlihat murung. ekspresinya dipenuhi dengan sesuatu yang tidak aku ketahui, tapi mungkin Jennie yang lain mengenalnya dengan baik.
Ini benar-benar membingungkan.
Lisa meraih tanganku, lalu dengan hati-hati, dia mengambilnya dan meletakkan tanganku di antara tangannya dan untuk pertama kalinya, aku merasakan betapa lembut dan panas tangan Lisa.
Selain itu, tangannya juga besar dan penuh dengan cincin dari berbagai model, ukuran, yang dihiasi batu yang aku yakini sama sekali tidak berharga.
Aku menelan ludah, sambil melihat ke bawah ke lantai dan kemudian memejamkan mata untuk menunggu berbagai pertanyaan yang akan datang.
"Aku cukup mengenalmu untuk mengetahui bahwa ada sesuatu yang salah, Jennie." Kata Lisa memulai.
"Dimulai dari sakit kepala, aku merasa ada yang aneh denganmu karena aku ingat betul terakhir kali kamu flu, kamu ingin aku tetap berada di sisimu sepanjang waktu untuk merawatmu seperti anak kucing, Sampai seminggu penuh... tapi kali ini itu sama sekali tidak terjadi."Aku mendongak dengan cepat untuk mencoba memikirkan sesuatu alasan yang akan menyelamatkanku dari apa pun yang akan datang.
"Lisa, aku tidak--"
"Biarkan aku menyelesaikan ucapanku." Dia berkata dengan serius dan aku langsung diam.
"Aku hanya ingin tahu apa yang terjadi denganmu? Mengapa kamu membeli makanan dan berpura-pura jika kamulah yang memasak makanan itu?"
Ya tuhan!
Bagaimana dia bisa tahu itu?
"Dan Lily memberitahuku jika kamu terlambat satu jam menjemput mereka."
"Tentang itu, aku bisa menjelaskan." Aku memulai ucapanku dengan gugup. "Dantae bilang padaku bahwa aku akan mendapatkan uang tambahan jika aku membersihkan kamar seorang wanita selama satu jam setelah shiftku berakhir. Aku melakukannya karena aku ingin membelikan bone-"
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT BAD, BUT NOT GOOD
Romance"Kehidupan yang lebih baik." Jennie berbisik pada dirinya sendiri, lantas Wanita itu menjatuhkan koin ke dalam air mancur yang sangat jernih. Hanya itu yang dia minta. "Kehidupan yang lebih baik." Namun, Jennie tidak tahu jika takdir akan membali...