5

6.3K 694 48
                                    




Ponselnya mati total.

Tak ada ceritanya Jeongguk berhenti di depan apartemen Taehyung, mengantarnya pulang. Baru lima menit mobilnya berjalan, Jeongguk tak lagi fokus. Taehyung panik, dosennya benar-benar sakit. Ia membawa ke klinik universitas, yang kemudian harus mengendarai mobilnya, membawa Jeongguk pulang ke apartemennya.

Sungguh hari yang sial untuk Taehyung. Namun tak sedikitpun ia ingin menyalahkan laki-laki yang setengah sadar itu.

Beruntungnya, ketika sampai di basemen, Jeongguk dapat mengumpulkan tenaga dan berjalan ke unit apartemennya.

Apartemen yang cukup berkelas. Taehyung tak terkejut sebab dari penampilan saja, semua orang tau Jeongguk adalah orang yang berkelas. Dikelilingi barang mewah. Taehyung hanya menyayangkan dapur laki-laki itu terlihat bersih dan sunyi, karena pemiliknya tak pernah memasak.

Sesuai anjuran dari dokter di klinik, sebaiknya Jeongguk segera memakan sup hangat dan meminum obat yang diberikan. Untungnya, ada beberapa bungkus krim sup instan milik Jeongguk, Taehyung menambahkannya beberapa potongan wortel dari kulkas. Hujan belum berhenti ketika ia mengaduk sup, sementara sang tuan rumah berbaring di sofa ruang tengah.

Ada rasa gugup dan takut ketika Taehyung membawa mangkuk dan meletakkannya di meja ruang tengah. Ia bingung bagaimana ia harus membangunkan Jeongguk. Menyentuhnya di pundak? Memanggil saja? Atau pulang saja?

"Sir Jeon," Taenyung memanggil, menghembuskan nafas lega ketika kelopak mata itu terbuka.

Jeongguk, dalam balutan kemejanya, segera terduduk dan menuruti perintah Taehyung untuk makan. Lagi, ia melirik ke arah jam.

"Pukul sembilan, Kim Taehyung, kamu meladeni saya hingga malam."

"Tak apa, Sir. Habiskan dulu dan minum obatmu. Lagipula saya tidak mungkin meninggalkan Anda begitu saja."

"Jangan terlalu formal."

"Hn? Maksudnya– saya harus panggil apa? Hyung..?"

Jeongguk tersenyum kecil. Tangannya meraih sendok dan mulai menikmati sup di atas meja, sedang Taehyung berdiri kikuk karena,

sial, dia ingin pulang.

"Mau saya antar pulang setelah ini?"

Taehyung menggeleng cepat, tak mengerti apa yang ada di pikiran laki-laki yang sakit itu. Tangannya meraih ponsel yang ada di saku celana. "Saya akan memesan taksi, atau meminta teman saya untuk menjemput. Tapi– ponsel saya.."

"Kenapa?"

Mereka bertukar pandangan. Jeongguk merasa jantungnya tersayat sedikit. Taehyung berdiri di sampingnya dengan pakaian tak rapi, beberapa helai rambut yang basah— dia pasti kedinginan, serta mata yang menatapnya dengan khawatir– Jeongguk merasa dia sudah kelewatan.

"Ponsel saya mati, Sir."

"Kamu bawa charger? Atau kamu bisa gunakan ponsel saya, Kim. Maaf sudah merepotkanmu." Jeongguk beranjak dan mengangkat mangkuk berisi sup yang tersisa sedikit, mempersilahkan Taehyung untuk duduk sementara ia berjalan ke dapur.

Yang mana, digunakan kesempatan Taehyung untuk mengisi daya baterai ponselnya dan meraih ponsel Jeongguk untuk menelefon Jimin. Ia menyandarkan kepalanya di punggung sofa, menarik napas panjang karena ia merasa luar biasa lelah hari ini.

Connected To Jeon  -  KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang