30

6.5K 535 40
                                    



"Taehyung! Sini!"

Taehyung menghentikan sesi fotonya bersama seorang teman─ lalu menoleh ke arah Jimin yang memanggilnya dengan semangat. Jimin tampak jauh lebih rapi, dengan wajah cerah dan rambut yang tertutup topi toga, Taehyung mampu merasakan bahagia yang dialami rekannya itu.

Taehyung melangkah menghampiri Jimin, memeluk tubuhnya erat-erat sebab mereka menanti hari kelulusan ini sejak bersama-sama menangis dan stress mengerjakan tugas akhir. Taehyung dan Jimin saling mengomeli satu sama lain ketika menyadari berat badan mereka turun, tidur berdua dan saling membuatkan makanan, mengomel perihal dosen pembimbing yang sulit dihubungi─

Taehyung dan Jimin tak lagi mengkhawatirkan hal itu ketika melihat satu sama lain dalam balutan jubah dan topi toga menghiasi kepala.

Mereka telah lulus.

"Kita harus foto sebanyak mungkin." Jimin menarik tangan rekannya itu ke lapangan depan ball room universitas, yang juga dihuni banyak mahasiswa lain yang mengabadikan momen. Taehyung sempat melambai pada kedua orangtuanya yang berdiri di dekat pintu serta Seokjin yang baru saja datang untuk mampir dan menjadi fotografer dadakan Taehyung.

Seokjin meraih ponsel Taehyung dan mengarahkan kameranya ke dua mahasiswa yang berpose itu. Tentu saja, meski memasang raut lelah karena disuruh ini itu, Seokjin juga ikut merasakan euforia kelulusan adiknya yang tersenyum lebar memagang buket bunga darinya.

"Udah banyak," kata Seokjin sembari menyerahkan ponsel milik Taehyung. Ia lalu melirik ke arah ponselnya, melihat sebuah pesan di sana.


Gue udah sampe.


Seokjin tersenyum. Ia mengalihkan pandangan ke adiknya yang masih mengobrol bersama Jimin, lalu ke orangtua mereka yang saling mengobrol tak jauh dari posisinya berdiri. Ia mengambil kesempatan untuk berjalan pergi menuju ke parkiran. Mencari-cari sebuah mobil yang terparkir di antara banyaknya kendaraan lainnya, Seokjin lalu menghampiri salah satu mobil dengan pemiliknya yang masih di dalam sana.

Seokjin mengetuk kaca jendela, membiarkan sang wira lainnnya keluar dari mobil dan menghampirinya.

"Gimana, Gguk? Jadi di sini? Rame parah."

Jeongguk menelan ludahnya. Ia gugup. Tentu ia gugup membayangkan rencana konyolnya untuk melamar Kim Taehyung di acara kelulusannya.

Seokjin terkekeh kecil menyadari raut muka Jeongguk. Sejak mereka dekat satu tahun lebih ini, Seokjin mudah membaca raut muka Jeongguk ketika membicarakan tentang Taehyung. "Kalau gugup jangan sekarang nggak apa-apa. Lagian sebentar lagi kita sekeluarga ke studio foto, lo ikut juga kan? Sekalian makan siang. Mungkin bisa di sana." Saran Seokjin.

Jeongguk hanya menurut pada calon kakak iparnya itu. Ia jarang menemui Taehyung akhir-akhir ini sebab Taehyung sibuk dengan tugas akhirnya, begitu pula Jeongguk yang harus membimbing beberapa mahasiswa. Ia membuka pintu mobil untuk mengambil buket bunga yang ia pesan, kemudian menaruh kotak merah kecil ke dalam saku celananya.

"Ayo," Ajak Seokjin. Berjalan beriringan dengan Jeongguk di tengah kerumunan mahasiswa di acara kelulusan rupanya bukanlah hal yang baik, sebab Seokjin mampu melihat bisikan di sana sini.

"Itu Sir Jeon!"

"Anjir, Sir Jeon kok makin ganteng?"

"Sir Jeon, kami kangen!"

"Yang di sebelahnya Sir Jeon siapa sih? Ganteng amat."

"Kakaknya Taehyung itu, anjir. Gue liat tadi berduaan sama adeknya."

Connected To Jeon  -  KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang