22

4.8K 524 14
                                    



Taehyung bersyukur ujian tengah semester mata kuliah Jeongguk berjalan dengan lancar hari ini. Tak ada mahasiswa yang mengatakan hal-hal aneh tentangnya– mungkin mereka takut dengan tatapan Jeongguk sepanjang ujian. Soal-soal terjawab dengan baik, Taehyung belajar selagi menjaga Jimin yang tertidur pulas. Dan setelah mata kuliah itu selesai, ia segera kembali ke apartemen Jimin, tentu saja dengan pemilik apartemen itu. 

Entah kemana perginya Jeongguk kemarin, Taehyung tak begitu tahu tentangnya. Yang jelas, pagi tadi Taehyung menerima telefon dari lelaki itu– bahwa mereka akan bertemu di sebuah café bersama seorang teman laki-laki Jeongguk.

Laki-laki itu baru saja keluar dari kamar mandi Jimin dengan rambut setengah basah. Pikir Taehyung, ia harus pulang sore ini juga, ia tak enak merepoti Jimin dengan menginap di apartemennya meskipun itu adalah hal yang biasa ia lakukan. Bersama Jimin, Taehyung bisa terdistraksi dari segala pikiran buruk yang menghantuinya, meskipun Jimin mengetahui ada yang salah dengannya.

"Jadi ketemunya sama Sir Jeon?" Tanya Jimin begitu melihat Taehyung keluar dari kamar mandi. Laki-laki itu sedang duduk bersandar di ranjang sembari memainkan ponsel.

Taehyung mengangguk. Ia berdiri di depan meja Jimin dan meraih parfum di sana untuk diaplikasikan ke tubuhnya. "Gue sekalian mau pulang, ya."

"Gak nginep lagi?"

"Nggak. Lagian gue kayaknya mau ngelurusin suatu hal sama Jeongguk."

"Tentang?"

"Keseriusan dia."

Jimin meletakkan ponselnya, ia meraih bantal untuk ia peluk selagi memberi tatapan serius kepada Taehyung yang membelakanginya. Ia tahu ada yang salah dengan Taehyung. Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya selain masalah omongan orang-orang. "Kenapa lo mau bicarain itu?"

Taehyung menyisir rambutnya perlahan, menjawab dengan begitu tenang seolah tak ada rasa sedih dan takut di dalam dirinya. Mati-matian ia menyangkal pikiran bahwa ia akan kembali diduakan oleh pasangannya. Namun ia dan Jeongguk belum menjadi pasangan secara resmi, dan hal ini membuatnya bingung.

"Kemarin gue liat Jeongguk dapat chat dari cewek.. mungkin temennya di bar."

"Chat kayak gimana?"

Taehyung menggeleng, tak ingin menjawab lebih lanjut. Dan hal itu membuat pikiran Jimin semakin kemana-mana, hingga ia berdiri di sebelah Taehyung dan berkacak pinggang.

"Chat apa? Aneh-aneh, ya? Sampai lo ragu sama keseriusan Sir Jeon?" Jimin berdecak pelan, ia menatap Taehyung dengan kesal. "Gue temenin deh lo ketemu sama dia sekarang."

"Gak usah, dia bawa temennya."

"Siapa? Cewek yang chat itu?"

"Bukan, Jimin." Taehyung menenangkan. Ia berdiri ketika mendengar ponselnya berbunyi, lalu segera meraih benda itu dan melihat nama Bunda Jeongguk ada di layar, menelefonnya.

Setelah memberi kode kepada Jimin untuk diam, Taehyung menerima panggilan itu. "Halo, iya Bun?"

"Taehyung, apa kabarnya sayang?"

Taehyung tersenyum, ia mengaku bahwa hatinya sedikit menghangat mendengar suara wanita itu, meski sebagian besar yang ia rasakan adalah rasa sedih sebab putranya. Melangkah keluar dan duduk di sofa, Taehyung menjawab pertanyaan Bunda.

"Taehyung baik, Bun. Bunda gimana?"

"Syukurlah, Bunda seneng dengernya. Bunda baik, Tae. Bunda abis coba bikin cheesecake."

Connected To Jeon  -  KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang